Takjub! 4 Mitos Air Keabadian Petirtaan Jolotundo, Terinspirasi dari Mitologi Samudramanthana

Takjub! 4 Mitos Air Keabadian Petirtaan Jolotundo, Terinspirasi dari Mitologi Samudramanthana

--idealoka.com

RADAR TEGAL - Petirtaan Jolotundo di lereng Gunung Penanggungan terkenal dengan mitos air keabadian para dewa. Konsep kolam dan pancurannya diketahui mengangkat epos Samudramanthana. 

Samudramanthana merupakan epos asli India yang menjadi dasar dari kosmologi Hinduisme di dunia, termasuk di Indonesia era Nusantara. Mitos air keabadian ini disebut juga dengan cerita pengadukan samudra. 

BACA JUGA:Konon Air Keabadian Para Dewa, Inilah 4 Mitos Sakralnya Petirtaan Jolotundo

Mitos air keabadian tersebut dikonsepkan di Petirtaan Jolotundo dengan ibarat kolam sebagai samudranya, sedangkan pancuran utama sebagai Gunung Mahameru yang digunakan para dewa dan raksasa untuk mengaduk samudra. Air yang memancur itulah sebagai air amertanya.

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai mitos air keabadian para dewa dalam kisah Samudramanthana. 

BACA JUGA:Mitologi di Puncak: 5 Mitos dan Misteri yang Mewarnai Gunung Rinjani

Kerja sama antara dewa dan raksasa

Sebuah peristiwa dahsyat dipercaya pernah terjadi di alam raya yang melibatkan berbagai entitas adikodrati mengagumkan dalam satu momen.

Seekor ular naga membelit sebuah gunung di tengah samudra. Kepala sang naga dipegang beramai-ramai oleh bangsa Asura yang berwujud raksasa.

Sementara itu, bagian ekor naga ditarik beramai-ramai oleh bangsa dewa. Bangsa dewa dan bangsa Asura yang ditakdirkan selalu berperang kali ini bekerja sama untuk mengaduk samudra.

BACA JUGA:Mitos Pulau Jawa Akan Miring ke Barat dan Tenggelam Sebagian Bikin Ngeri, Beruntung Ada Gunung Merapi

Gunung Mandara sebagai pengaduk

Naga Besuki menjadi talinya dan Gunung Mandara menjadi pengaduknya, diputarlah laksana gasing. Dewa Wisnu yang memimpin misi akbar itu, mengubah diri menjadi kura-kura raksasa bernama Akupa dan menyangga Gunung Mandara agar tidak tenggelam.

Semuanya bertujuan untuk mencari Tirta Amerta, yakni air keabadian yang tersembunyi dalam lautan susu Ksirarnawa. Besarnya gabungan kekuatan para raksasa dan para dewa membuat Gunung Mandara berputar kencang.

Sumber: youtube asisi channel