Konon Air Keabadian Para Dewa, Inilah 4 Mitos Sakralnya Petirtaan Jolotundo
--kompas.com
RADAR TEGAL - Gunung Penanggungan dianggap sebagai Mahameru-nya Jawa Kuno, tempat para dewa bertahta. Konon, air keabadian mereka mengalir di Petirtaan Jolotundo yang berada di lerengnya.
Rupanya, air yang mengalir di Petirtaan Jolotundo memang diyakini berkualitas terbaik nomor dua di dunia setelah air Zam-Zam. Bahkan, air ini tetap jernih dan tidak berubah rasanya meski disimpan selama beberapa tahun.
BACA JUGA:Konon Petilasan Ratu Teluh, Ini 4 Fakta Menarik Candi Calon Arang
Dari megahnya arsitektur, dapat diketahui bahwa Petirtaan Jolotundo dibangun oleh kalangan istana. Sosok pendharmaan petirtaan ini masih diperdebatkan antara Airlangga, Udayana, atau Makutawangsawardhana.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu petirtaan yang terkenal di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 4 mitos Petirtaan Jolotundo yang katanya mengalir air keabadian para dewa.
BACA JUGA:Konon Kota Kuno yang Hilang, Ini 4 Fakta Menarik Candi Tondowongso
4 Mitos Petirtaan Jolotundo
1. Konsep Samudramanthana
Petirtaan ini mengusung konsep pengadukan samudra atau Samudramanthana. Kolam ibarat samudranya, sedangkan pancuran utama ibarat Gunung Mahameru yang digunakan para dewa dan raksasa untuk mengaduk samudra.
Menurut W.F. Stutterheim, di atas pancuran ini terdapat batu silindris dengan relief Samudramanthana meskipun sekarang sudah tidak ada lagi. Air yang memancar diyakini sebagai saripati Gunung Mahameru, yakni air amertha, air keabadian yang menjadi minuman para dewa.
BACA JUGA:Konon Portal ke Majapahit, Ini 5 Fakta Menarik Candi Lawang
2. Relief Mahabarata tertua di Indonesia
Di pancuran ini terdapat 16 bidang relief, yang mengisahkan fragmen-fragmen Mahabarata. Menurut arkeologi, ini relief Mahabarata tertua di Nusantara, salah satunya tentang Dewi Mragayawati dan Udayana.
Dewi Mragayawati yang sedang hamil menumpang Garuda ke pertapaan di Gunung Udayaparwa. Di sanalah, Dewi Mragayawati melahirkan bayi laki-laki bernama Udayana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel