5 Mitos Tokoh Semar di Jawa, Abdi Dalem Kocak yang Sosoknya Terukir di Berbagai Candi

5 Mitos Tokoh Semar di Jawa, Abdi Dalem Kocak yang Sosoknya Terukir di Berbagai Candi

Tokoh Semar di Jawa Dulunya adalah Ismaya yang Terlahir dari Putih Telur, tetapi Tahtanya Ditarik karena Wujudnya Rusak Akibat Berlomba Menelan Gunung Jamurdipa dengan Antaga yang Terlahir dari Kulit Telur, yang Kini Disebut Togog--

RADAR TEGAL - Keberadaan tokoh Semar di Jawa selalu muncul dalam berbagai cerita pewayangan, apa pun judulnya. Ia dan anak-anaknya, yang tergabung dalam Punakawan, dikenal sebagai abdi dalem yang kocak. 

Tokoh Semar di Jawa juga muncul berkali-kali di relief candi-candi era Singhasari dan Majapahit. Ia biasanya selalu mengiringi tokoh utama atau bangsawan dalam cerita. 

Namun, sejatinya tokoh Semar di Jawa juga dipandang sebagai tokoh luhur yang mampu bersanding dengan dewa. Konon, dulunya ia merupakan calon pewaris tahta kahyangan yang dicabut haknya karena suatu insiden. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 5 mitos tokoh Semar di Jawa.

BACA JUGA: 3 Mitos Candi Sukuh, Konon sebagai Ruwatan Majapahit Pasca Perang Paregreg

5 Mitos tokoh Semar di Jawa

1. Lomba Menelan Gunung Antar Dewa

Dengan marah, Ismaya bangkit menentang saudaranya, Antaga. Berdasar Serat Purwacarita, kedua putra Sang Hyang Tunggal ini tercipta dari sebutir telur, tapi sibuk memperebutkan tahta kahyangan.

Antaga berasal dari kulit telur, hingga merasa sulung. Sementara itu, Ismaya yang tercipta dari putih telur, juga merasa sama berhaknya.

Cekcok pun berkembang adu kesaktian menelan Gunung Jamurdipa. Antaga gagal dan mulutnya robek, sedangkan Ismaya sukses, tapi perutnya membuncit.

2. Pencabutan Hak Tahta Kahyangan

Karena wujud mereka rusak, hak mereka atas tahta pun dicabut dan diberikan kepada Manikmaya, yang tercipta dari kuning telur, dan kelak menjadi penguasa tiga alam bergelar Bathara Guru. Nama Antaga diubah menjadi Togog, dan ia ditugasi membimbing pihak angkara.

BACA JUGA: 6 Mitos tentang Kehamilan di Jawa, Nomor 4 Jangan Dianggap Sepele

Sementara Ismaya berganti nama menjadi Semar, dan diamanahi membimbing makhluk di jalan kebenaran. Kisah populer dalam pewayangan Jawa Baru ini mengawali peran Semar sebagai Punakawan dan pembimbing para raja serta kesatria Jawa.

Sumber: youtube asisi channel