Sejarah Kota Rafah, Sebelum Menjadi Tempat Pengungsian

Sejarah Kota Rafah, Sebelum Menjadi Tempat Pengungsian

PALESTINA- Dibalik konfik yang terjadi, berikut ini adalah sejarah Kota Rafah di Palestina.-Tangkap Layar: Google Map--

Pada tahun 1906, saat masih di bawah pemerintahan Ottoman, untuk pertama kalinya Rafah terbagi menjadi dua bagian. Sebuah garis batas ditarik antara Mesir yang saat itu dikuasai Inggris dan Palestina yang dikuasai Ottoman. Garis batas ini memotong kota menjadi dua, membelah pemukiman dan lahan pertanian.

Pembagian kota ini membawa dampak yang signifikan bagi penduduk Rafah. Banyak keluarga yang terpisah dan harus mengambil keputusan sulit yaitu tinggal di Mesir atau di Palestina yang dikuasai Ottoman. Pembagian ini juga mempengaruhi perekonomian lokal, dengan adanya peraturan dan pembatasan baru yang diberlakukan di perbatasan.

Pengungsi Palestina dan Kamp Pengungsi Rafah

Perang Arab-Israel pada tahun 1948, yang dikenal sebagai Nakba, menyebabkan sekitar 750.000 warga Palestina terpaksa mengungsi dari kota-kota mereka, termasuk Rafah. Pada tahun 1949, kamp pengungsi Rafah didirikan untuk menampung para pengungsi Palestina yang kehilangan tempat tinggal mereka selama perang tersebut.

Namun, konflik terus berlanjut, dan pada tahun 1967, perang kembali meletus di Timur Tengah.

BACA JUGA: IDF Ketar-ketir, Negara Barat Kecam Serangan Brutal Militer Israel di Rafah

Dalam Perang Enam Hari tahun 1967, Israel berhasil mengalahkan tentara Arab dan menduduki Jalur Gaza, termasuk Rafah. Pendudukan ini membawa dampak yang lebih besar lagi bagi penduduk Rafah.

Perbatasan yang sebelumnya dibentuk pada tahun 1906 diperbarui kembali, memotong jalan-jalan pemukiman dan lahan pertanian, memaksa banyak orang untuk membuat keputusan sulit tentang tempat tinggal mereka.

Rafah di Era Modern

Hingga saat ini, perbatasan Rafah tetap menjadi titik krusial dalam konflik Palestina-Israel. Garis perbatasan tersebut kira-kira mengikuti garis batas yang ditarik pada tahun 1906, dan kota ini masih terbagi antara Mesir dan Jalur Gaza yang diduduki Israel. Rafah menjadi satu dari segelintir kota di dunia yang terbagi menjadi beberapa negara atau wilayah, seperti Yerusalem, Nicosia, dan Roma.

Kondisi ini menjadikan Rafah sebagai kota dengan dinamika yang unik dan kompleks. Penduduk Rafah hidup di tengah ketidakpastian, dengan akses yang terbatas ke sumber daya dan infrastruktur. Namun, semangat dan ketahanan mereka tetap kuat, menjadikan Rafah sebagai simbol perjuangan dan keteguhan di tengah konflik yang berkepanjangan.

BACA JUGA: Tembus 34 Juta, Kampanye Hastag All Eyes on Rafah Bergema di Seluruh Dunia

Kesimpulan

Sejarah kota Rafah yang panjang mencerminkan perjalanan panjang sebuah kota yang terus beradaptasi dan bertahan di tengah berbagai perubahan. Dari oasis yang strategis di zaman kuno, menjadi pusat perdagangan di era Islam, hingga kota yang terbagi akibat konflik modern, Rafah tetap menjadi tempat yang penuh dengan sejarah dan cerita.

Sumber: