Film Vina Sebelum 7 Hari Kurang Cocok Jadi Film Horror, Berikut Ulasannya

Film Vina Sebelum 7 Hari Kurang Cocok Jadi Film Horror, Berikut Ulasannya

Salah satu poster Film Vina Sebelum 7 Hari.-(Gambar Pinterest)--

RADAR TEGAL - Siapa sih yang gak suka nonton film? Apalagi kalau film itu diangkat dari kisah nyata, bawaannya pasti lebih bikin penasaran. Tapi, kadang film yang diadaptasi dari kisah nyata malah bikin kita bertanya-tanya, "Bener gak sih ceritanya kaya gitu?" 

Nah, baru-baru ini, ada film yang lagi ramai dibicarakan, yaitu film yang diangkat dari kisah tragis seorang gadis bernama Vina yaitu film Vina sebelum 7 hari. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang film ini dan fakta yang ada di baliknya!

Awal kisah tragis Vina

Mengutip dari channel YouTube @Ngelantur Indonesia, dalam video shortnya diceritakan tentang seorang gadis bernama Vina yang menjadi korban kekerasan oleh geng motor. Kejadian ini tidak hanya merenggut nyawanya, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi sahabat-sahabatnya dan keluarganya. Dalam cerita nyata, Vina dibunuh dengan sangat tragis, dan peristiwa ini menjadi berita yang cukup menggemparkan saat itu.

Namun, cerita yang lebih menyeramkan datang setelah kematiannya. Konon, arwah Vina dikabarkan merasuki tubuh sahabat dekatnya. Melalui sahabatnya inilah, arwah Vina mengungkapkan semua detail kejadian yang dialaminya. Cerita ini yang kemudian diangkat menjadi sebuah film.

BACA JUGA: Mitos Tanah Jawa di Gunung Tidar, Terdapat Makam Keramat dan Sejarah Pertarungan Dua Tokoh Terkenal

Dari fakta ke fiksi

Membuat film dari kisah nyata tentu bukan hal mudah. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh pembuat film, terutama dalam hal sensitivitas dan akurasi cerita. Film yang terinspirasi dari kisah Vina ini berusaha untuk menangkap esensi dari kejadian nyata yang terjadi, namun dengan bumbu-bumbu dramatik yang membuatnya menarik untuk ditonton.

Menurut @Ngelantur Indonesia, film Vina sebelum 7 hari ini memang mencoba menggambarkan kengerian dan kesedihan dari kisah Vina. Namun, seperti yang sering terjadi dengan adaptasi film, ada banyak elemen yang ditambahkan untuk kepentingan dramatik.

Misalnya, adegan-adegan gore yang dibuat lebih intens untuk memberikan efek seram dan mendalam bagi penonton. Hal ini membuat filmnya mungkin terasa lebih seperti film horor fiksi daripada dokumenter kisah nyata.

Penilaian dari segi sinematografi dan akting

Sayangnya, tidak semua orang merasa puas dengan hasil akhir film ini. Dalam video YouTube-nya, @Ngelantur Indonesia memberikan penilaian yang cukup kritis terhadap film ini. Menurutnya, akting para pemain dalam film ini terasa kaku dan tidak alami.

BACA JUGA: Ayah Eki Angkat Bicara Soal Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Minta Warga Tak Berasumsi Liar

Bahkan, antagonis utama dalam film ini dianggap tidak mampu memberikan performa yang mengesankan. Komentar ini tentunya menggambarkan kekecewaan terhadap kualitas akting yang ditampilkan.

Sumber: