Film Vina Sebelum 7 Hari Kurang Cocok Jadi Film Horror, Berikut Ulasannya

Film Vina Sebelum 7 Hari Kurang Cocok Jadi Film Horror, Berikut Ulasannya

Salah satu poster Film Vina Sebelum 7 Hari.-(Gambar Pinterest)--

Selain akting, segi sinematografi juga mendapat kritik. Meskipun film ini memiliki potensi cerita yang kuat, eksekusi visualnya dianggap kurang maksimal. Banyak adegan yang terasa "cringe" dan tidak sesuai dengan harapan penonton yang sudah dibuat penasaran dengan premis cerita nyata yang tragis ini.

Antara rasa takut dan empati

Salah satu elemen yang mungkin masih bisa diapresiasi adalah upaya film ini dalam menghadirkan nuansa menyeramkan. Bagi penonton yang memang menyukai film dengan elemen gore, film ini mungkin bisa memberikan sensasi yang dicari. Namun, bagi mereka yang lebih mengharapkan film dengan kedalaman cerita dan emosi yang kuat, film ini mungkin terasa kurang memuaskan.

Pentingnya memisahkan fakta dari fiksi

Satu hal penting yang diingatkan oleh @Ngelantur Indonesia adalah perlunya memisahkan kisah nyata dari filmnya. Ini adalah poin yang sangat krusial karena sering kali kita terjebak dalam persepsi bahwa apa yang kita lihat di layar adalah representasi akurat dari kejadian sebenarnya. Padahal, film adalah medium yang seringkali menambahkan elemen-elemen fiksi untuk memperkaya cerita.

BACA JUGA: Ungkap banyak Kejanggalan di Kasus Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan Begini Katanya

Kisah nyata dari tragedi Vina tentunya merupakan cerita yang sangat menyedihkan dan mengundang empati. Kita harus selalu mengingat untuk menghormati korban dan keluarganya dengan tidak mencampuradukkan realitas dengan fiksi. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap mereka yang telah kehilangan.

Harapan untuk industri film horor di Indonesia

Dari kasus film ini, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana industri film horor di Indonesia bisa terus berkembang. Ada banyak potensi cerita yang bisa diangkat dari kejadian nyata, namun dengan eksekusi yang lebih matang dan sensitif. Pembuat film harus mampu menyeimbangkan antara elemen horor dan penghormatan terhadap kisah asli yang menjadi inspirasi.

Selain itu, perlu juga adanya peningkatan dalam segi akting dan sinematografi. Kritikan yang diberikan oleh @Ngelantur Indonesia menunjukkan bahwa penonton Indonesia sudah semakin kritis dan mengharapkan kualitas yang lebih baik dari film-film lokal. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi industri film Indonesia untuk terus berinovasi dan menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga berkualitas.

For your info nih gaes, dalam kolom komentar video shortnya terdapat argumen dari salah satu netizen nih yaitu "Gak cocok jadi film horror, harusnya dijadikan dokumenter aja." 

Gimana menurutmu apa film ini lebih cocok jadi film dokumenter?

Kesimpulan

Mengangkat kisah nyata ke dalam sebuah film memang tugas yang tidak mudah. Film Vina sebelum 7 hari adalah contoh bagaimana sebuah cerita tragis bisa menjadi sumber inspirasi namun juga membutuhkan eksekusi yang hati-hati. Dengan semua kritik yang ada, semoga ini menjadi pembelajaran bagi industri film Indonesia untuk terus memperbaiki diri dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

BACA JUGA: Muncul Isu Baru Kasus Vina Cirebon, Linda Teman Vina Dicurigai Ikut Terlibat

Sumber: