Awal Tahun, 106 Sapi di Brebes Suspek Penyakit Mulut dan Kuku

Awal Tahun, 106 Sapi di Brebes Suspek Penyakit Mulut dan Kuku

--

BREBES, radartegal.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) menyebutkan ada 106 ekor sapi di BREBES yang suspek PMK. Kasus ini menyebar di delapan kecamatan di Kabupaten BREBES

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Brebes, Budi Santosa mengatakan, kasus PMK di Kabupaten Brebes mulai melonjak pada 28 Desember 2024 lalu. Sedikitnya ada dua kecamatan yang mengalami lonjakan per hari, yakni Kecamatan Ketanggungan dan Kecamatan Bulakamba. 

"Tiap bulan memang ada kasus. Pada Desember 2024 itu juga sudah ada 127 ekor sapi yang suspek PMK. Minggu pertama bulan Januari ini melonjak signifikan. Sampai 8 Januari ini sudah 106 ekor sapi yang suspek PMK," kata Budi Santosa di Puskeswan Klampok Kecamatan Wanasari, Rabu (8/1/2025). 

Dari 106 kasus ini, kata dia, tersebar dibeberapa kecamatan. Diantaranya di Kecamatan Banjarharjo 21 kasus, Bantarkawung 24 kasus, Bulakamba 16 kasus, Bumiayu 4 kasus, Ketanggungan 20 kasus, Larangan 6 kasus, Paguyangan 7 kasus, Salem 6 kasus, dan Kecamatan Wanasari 21 kasus. Budi menyebut, dalam lima hari terakhir, kasus PMK ini terus melonjak. 

BACA JUGA: 4 Ekor Sapi di Tegal Terinfeksi PMK, Dinas Gercep Lakukan Hal Ini

BACA JUGA: Vaksinasi PMK di Kabupaten Tegal Masih Kerap Terkendala, Dinas KP Tan Ungkap 2 Hal

"Pada tanggal 2 Januari 2025 ada 29 kasus, tanggal 3 bertambah 9 kasus, tanggal 4 bertambah lagi 31 kasus, tanggal 6 bertambah 18 kasus, dan tanggal 7 bertambah 19 kasus. Kemudian ada 2 ekor sapi yang mati," jelasnya. 

Adanya lonjakan PMK ini, lanjutnya, lantaran pihaknya tidak bisa mengontrol lalu lintas ternak dari pembelian lewat online. Banyak ternak yang datang dari luar daerah yang tidak bisa dikontrol yang langsung masuk tempat penggemukan. Di samping itu, banyak peternak yang tidak melaporkan kedatangan sapi dari luar daerah. 

"Kasus ini juga banyak muncul di tempat penggemukan sapi. Pembelian online juga tidak terpantau," lanjutnya.

Sebagai antisipasi, pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak. Pihaknya juga mengontrol keluar masuk sapi di Pasar Hewan Wage Bumiayu. Petugas juga akan memantau kesehatan hewan berkeliling.  "Pintu masuk pasar kalau ada gejala juga harus dibawa pulang. Kita juga koordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: