5 Mitos Burung Pembawa Kabar Kematian, Jangan Terkecoh dengan Penampilan Rupa dan Suaranya

5 Mitos Burung Pembawa Kabar Kematian, Jangan Terkecoh dengan Penampilan Rupa dan Suaranya

5 mitos burung pembawa kabar kematian--

BACA JUGA: Mitos Kupu-kupu Masuk Rumah di Malam Hari, Warna Hitam Membawa Kabar Buruk?

BACA JUGA: 5 Mitos Burung Jalak Bali yang Terancam Punah, Konon Dipercaya Bisa Memanggil Hujan

Burung satu ini, yang memiliki nama latin Corvus, biasanya muncul menjelang magrib hingga malam hari. Ia akan bertengger lama di atas genting sambil mengeluarkan pesan kematian lewat kicauannya.

3. Burung Pipit

Tidak seperti kedasih yang terdengar suaranya namun tak tampak wujudnya, pipit termasuk burung yang mudah kamu jumpai. 

Namun, siapa sangka jika burung kecil satu ini rupanya dianggap sebagai burung pertanda buruk. Kabarnya, jika burung ini terus menerus berada di halaman atau sekitar rumah, hal ini menjadi pertanda datangnya tamu.

Namun, baik atau buruknya tamu tersebut tergantung pada posisi burung. Jika burung bertengger di bagian kanan rumah, maka tamunya akan membawa kabar baik. Sementara itu, jika burung berada di sisi kiri, maka tamu yang datang akan membawa kabar buruk.

4. Burung Walet

BACA JUGA: Tak Melulu Soal Kematian, Ini Mitos Burung Masuk Rumah Menurut Primbon yang Masih Dipercaya hingga Sekarang

BACA JUGA: 5 Mitos Bunga Kenanga Menurut Primbon Jawa, Bikin Penglaris Dagangan?

Selain sebagai pembawa kematian, mitos burung walet ini menjadi buruan para warga pencari rupiah, karena mampu mengantarkan miliaran rupiah ke katung sang pemilik karena harga sarangnya yang mencapai miliaran rupiah.

Sarang burung walet memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah obat pencegah dan perawatan kanker.

5. Burung Hantu Berwarna Putih

Burung koreak adalah burung hantu berwarna putih yang sering dikaitkan dengan kabar buruk dan kematian seseorang.

Bernama lain Serak Jawa, suara burung koreak sangat lantang dan terdengar mengerikan, seakan-akan meneriakkan kata “koreak” yang kemudian digunakan rakyat Sunda sebagai identitas burung tersebut.

Sumber: