Asal-usul Kota Slawi, Kisah tentang Ki Gede Sebayu dan Ksatria ke-25
Asal-Usul Kota Slawi Singkat |Foto: @rantibaik18--
Radartegal.id – Bagi Anda warga Tegal, maka kurang pas apabila tidak mengetahui bagaimana asal-usul Kota Slawi, ya. Untuk itu, simak ulasan ini sampai selesai, ya.
Kota Slawi merupakan ibukota dari Kabupaten Tegal yang diresmikan pada tanggal 24 Januari 1989. Namun bagaimana asal-usul Kota Slawi?
Kota Slawi mempunyai luas daerah 13,63 km dan mayoritas daerahnya diklaim banyak berladang ke sawah. Berikut ini asal-usul Kota Slawi singkat.
Seperti yang Anda ketahui bahwa Ki Gede Sebayu menjadi tokoh pendiri tlatah Tegal yang kemudian diangkat menjadi Juru Demung (Tumenggung) pada tanggal 18 Meret 1601 silam. Berikut ini asal-usul Kota Slawi secara singkat.
BACA JUGA: Sejarah Berdirinya Kota Slawi, Perjuangan Ki Jadug Menangkan Sayembara Putri Cantik Ki Gede Sebayu
BACA JUGA: Sejarah Monumen GBN di Slawi, Jejak Penumpasan Gerakan DI/TIII di Tegal dan Sekitarnya
Asal-Usul Kota Slawi
Dalam buku Ki Gede Sebayu, Babad Negeri Tegal. Diketahui saat itu Kalisoka yang menjadi tempat tinggal Ki Gede Sebayu beserta keluarga dan pengikutnya telah menjadi salah satu pusat pemerintahan Kabupaten Tegal.
Namun, terjadi perubahan sedikit demi sedikit, salah satunya saat membendung Kali Gung di Danawarih sebagai upaya untuk membuat saluran irigasi. Tibalah di mana Ki Gede Sebayu bermaksud untuk melakukan renovasi masjid (yang sekarang bernama Masjid Kewalian Kalisoka) yang terdapat di Padepokan Karangmangu, Kalisoka.
Mendengar hal tersebut, persiapan pun akhirnya dilakukan seperti mencetak batu bata dan bahan bangunan lainnya. Salah satu bahan penting dalam merenovasi masjid yakni sebatang pohon jati sebagai tiang penyangga utama masjid tersebut.
Pohon jati tersebut dicari oleh Ki Jaga Sura dan Ki Sura Laweyan. Untuk proses pencarian pohonjati memakan waktu beberapa hari hingga dilaporkan telah ditemukan pohon jati besar di Dukuh Babakan Desa Jatimulya Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Tempat Bukber di Slawi, Buruan Reservasi dan Nikmati Momen Kebersamaannya
BACA JUGA: Sejarah Slawi: Sayembara Putri Ki Gede Sebayu dan Pohon Jati Ajaib yang Kini Jadi Masjid Kalisoka
Karena pohon jati tersebut terlalu besar, kemuduian Ki Gede Sebayu mengutus beberapa orang untuk menebang pohon tersebut. Namun, hal tersebut tidak mendapatkan hasil apa pun.
Beberapa orang menganggap bahwa pohon tersebut bukan sembarang pohon. Mendengar hal tersebut, Ki Gede Sebayu dan Nyi Gede Sebayu (Siti Maryam/ Siti Gumayun/ Raden Ayu Buyut Mas), istri dari Ki Gede Sebayu memutuskan untuk membuat sebuah sayembara.
Ada pun isi sayembara tersebut yakni barang siapa yang dapat menebang pohon jati, maka akan dinikahkan dengan putri mereka yakni Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana. Putri tersebut dinilai cantik dan tekun beribadah sehingga banyak sekali orang tertarik untuk mengikuti sayembara tersebut.
Tibalah sayembara tersebut dilakukan, keluarga Ki Gede Sebayu menyakiskan para peserta di bawah pohon beringin yang rindang. Namun, semuanya gagal hingga tibalah giliran kesatria ke-25 (dalam bahasa Jawa adalah selawe).
BACA JUGA: Sejarah Taman Pancasila Kota Tegal, Ternyata Punyai Nama Asli Taman Wilhelmina
Ksatria tersebut merupakan Ki Jadug yang tinggal di Dukuh Sumbregan Desa Slarang Kidul Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Lalu, bagaimana Ki Jadug menebang pohon jati tersebut?
Dengan sikap seperti akan mendorong, Ki Jadug merapal ajian “Bala Demit Seketi”. Lalu, tiba-tiba datanglah angin dan suara gemuruh, pohon di sekitarnya pun meliuk-liuk.
Bahkan peserta atau pun penonton banyak yang terpental. Kemudian, seketika pohon jati tersebut roboh.
Ki Jadug pun mengucapkan syukur dan para penonton sorak-sorai bertepuk tangan menyaksikan keberhasilannya. Lalu, Ki Jadug pun menuju panggung dan Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana bersemu merah.
Orang-orang meninggalkan tersebut pun dengan hati lapang. Kelak tahulah mereka bahwa santri Ki Jadug merupakan seorang bangsawan Mataram. Ia sengaja mengembara untuk berguru dan berdakwah.
BACA JUGA: Sejarah Berdirinya Masjid Tukul di Tegal, Ternyata Dibuat Seorang Wali
BACA JUGA: Mitos Tanah Jawa di Gunung Tidar, Terdapat Makam Keramat dan Sejarah Pertarungan Dua Tokoh Terkenal
Setelah menikah dengan Rara Giyanti, dia pun menggunakan nama aslinya yakni Pangeran Purbaya. Mereka akhirnya hidup bahagia dan terkenal sebagai tokoh terpandang di daerah Tegal.
Untuk nama Selawe berarti dua puluh lima itu karena ksatria yang datang mengikuti sayembara mendapatkan Rara Giyanti berjumlah dua puluh lima. Sebab, dari peristiwa tersebut akhirnya desa itu dinamakan dusun Selawe.
Seiring berjalannya waktu terucaplah Selawei atau Slawi seperti saat ini. Demikian ulasan mengenai asal-usul Kota Slawi secara singkat. Semoga bermanfaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: