Usulan Gencatan Senjata Permanen dari Joe Biden Dapat Respon Positif dari Hamas
PRESIDEN - Hamas merespons positif usulan gencatan senjata permanen di Gaza yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Jumat, 31 Mei 2024.-(KHOU 11/CBS NEWS)-
BACA JUGA: Pernah Ejek Indonesia Negara Terbelakang, Kini Nasib Federasi Sepak Bola Israel Diujung Tanduk
Hamas mengklaim telah menunjukkan fleksibilitas selama proses negosiasi. Termasuk dalam putaran terakhir di mana mereka menyetujui kesepakatan yang diusulkan oleh mediator pada 6 Mei, tak lama setelah Israel memulai serangan darat yang mendapat kritik luas di Rafah.
"Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima menjadi bagian dari kebijakan yang melanjutkan agresi, pengepungan, kelaparan, dan genosida terhadap rakyat kami," tegas Hamas dalam sebuah pernyataan.
"Hari ini, kami menginformasikan kepada para mediator tentang posisi kami yang jelas bahwa jika penjajah menghentikan perang dan agresinya terhadap rakyat kami di Gaza, kami siap untuk mencapai kesepakatan penuh yang mencakup kesepakatan pertukaran yang komprehensif," tambah pernyataan itu, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Namun, ada beberapa poin penting yang menjadi ganjalan dalam negosiasi sebelumnya. Hamas berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan yang tidak menjamin gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, dan kembalinya keluarga-keluarga yang mengungsi ke rumah mereka tanpa hambatan.
Di sisi lain, Israel telah menolak tuntutan Hamas sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima, dengan alasan bahwa mereka bertekad untuk melenyapkan kelompok tersebut di Gaza.
BACA JUGA: IDF Ketar-ketir, Negara Barat Kecam Serangan Brutal Militer Israel di Rafah
Situasi ini memperlihatkan dinamika kompleks yang terus terjadi di kawasan tersebut. Meskipun ada usulan gencatan senjata, konflik antara Israel dan Hamas masih jauh dari kata selesai.
Kedua belah pihak memiliki tuntutan dan kepentingan yang seringkali bertolak belakang, menjadikan proses negosiasi sangat sulit dan berlarut-larut.
Perkembangan terbaru
Dalam perkembangan terbaru, beberapa pengamat internasional menyoroti pentingnya peran mediator yang lebih aktif dan netral dalam membantu kedua belah pihak mencapai kesepakatan.
Mediasi yang dilakukan oleh Mesir dan Qatar diharapkan dapat lebih efektif dengan adanya dukungan dari komunitas internasional. Selain itu, tekanan dari dunia internasional terhadap Israel untuk menghentikan serangan dan mengurangi blokade terhadap Gaza dianggap sebagai langkah penting menuju perdamaian.
Di sisi lain, rekonstruksi Gaza menjadi salah satu isu utama yang harus segera ditangani. Kerusakan infrastruktur akibat serangan yang berkelanjutan membuat kehidupan sehari-hari warga Gaza sangat sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: