Produksi Coklat di Lereng Gunung Slamet, Petani Kabupaten Tegal Berinovasi dengan Ubi Madu

Produksi Coklat di Lereng Gunung Slamet, Petani Kabupaten Tegal Berinovasi dengan Ubi Madu

COKLAT- Para petani di lereng Gunung Slamet beberapa tahun terakhir mencoba memproduksi coklat dengan menanam kakao.-Yeri Noveli-radartegal.disway.id

BUMIJAWA, radartegal.com - Daerah lereng Gunung Slamet Kabupaten Tegal ternyata tidak hanya identik dengan sayuran. Tepatnya di Desa Sokasari Kecamatan BUMIJAWA Kabupaten Tegal mulai berkembang produksi coklat dari petani penanam kakao. 

Ya, para petani di lereng Gunung Slamet beberapa tahun terakhir mencoba memproduksi coklat dengan menanam kakao.

Tidak sembarang coklat. Mereka juga berinovasi dengan memadukan coklat dengan ubi madu.

Coklat yang mereka hasilkan diberi nama "Kaco," yang artinya "Kacang Coklat". Kemudian bernama "Ucok," yang artinya "Ubi Coklat." Coklat tersebut telah diproduksi selama lebih dari tiga tahun.

BACA JUGA: Pulihkan Hutan Lindung, 136 Ribu Pohon Endemik Ditanam di Lereng Gunung Slamet

BACA JUGA: Ribuan Hektare Hutan di Lereng Gunung Slamet Gundul, Totalnya 2.168 Ha

Para petani yang memproduksi coklat ini tergabung dalam Kelompok Tani Istanaerang Desa Sokasari. Setelah berjuang hingga jatuh bangun, kelompok ini berhasil mengembangkan produk coklat yang kualitasnya setara dengan coklat bermerek.

Pasang surut petani coklat di lereng Gunung Slamet

Perjalanan para petani coklat ini memang tidak mudah. Mereka sempat mengalami pasang surut dalam membuat jajanan coklat khas Pegunungan Tegal ini.

Anggota Kelompok Tani Istanaerang Desa Sokasari Rojai, menuturkan, semula pihaknya ingin mengembangkan produksi coklat di wilayahnya dengan inovasi baru. 

Dari situ, mereka memutuskan untuk mencoba menanam kakao. Seiring berjalannya waktu, para petani ini mendapat bantuan bibit kakao dan mulai menanam di wilayahnya. 

BACA JUGA: Perambahan Hutan Lindung di Lereng Gunung Slamet Marak, Bupati Tegal dan Perhutani Lakukan Ini

BACA JUGA: Anggota DPRD Brebes Prihatin Adanya Pembalakan Liar Hutan Lindung di Lereng Gunung Slamet

Namun, perjalanan mereka tidak mulus, karena banyak petani yang gagal panen. Walau demikian, Rojai tidak putus asa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: