Momen Ramadhan, Isi Kegiatan dengan Tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi

Momen Ramadhan, Isi Kegiatan dengan Tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi

Sejumlah pengunjung nampak antusias mengikuti pengajian atau ngaji kuping 'Jiping' di Ponpes Assalafiyah Luwungragi, Kecamatan Bulakamba.(istimewa)--

RADAR TEGAL - Di Bulan Ramadhan, sejumlah masyarakat mengisinya dengan kegiatan hal yang positif. Salah satunya, mengisi bulan suci dengan tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi.

Pondok Pesantren (Ponpes) tersebut merupakan salah satu ponpes yang menggelar Jiping atau ngaji kuping. Tradisi jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi Kecamatan Bulakamba sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Bahkan, kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh masyarakat Kabupaten Brebes saja, melainkan juga diikuti oleh warga dari daerah tetangga. Seperti Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yang ikut tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi

Kebanyakan dari mereka memanfaatkan momen bulan suci Ramadhan, untuk mengikuti pengajian tafsir dalam tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi.

BACA JUGA: Cara Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Unik Umat Muslim di Dunia, dari Lebanon sampai Mesir

Kegiatan tersebut dilaksanakan di sore hari, tepatnya setelah Salat Ashar, hingga menjelang waktu berbuka puasa. Bahkan, ribuan warga datang untuk menyimak tafsir yang disampaikan langsung oleh pimpinan Ponpes Assalafiyah KH. Subkhan Mamun.

Tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi berupa pengajian kitab kuning, yang berisi Kitab Kifayatul Al-Atqiya dan Kitab Ihya Ulumuddin. Kitab Kifayat Al-Atqiya wa Minhaj Al-Ashfiya yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Atqiya, dtulis oleh Syaikh Abu Bakar bin Muhammad Syatha Al-Dimyathi. 

Kitab Ihya Ulumuddin atau Al-Ihya yang merupakan kitab membahas tentang kaidah dan prinsip dalam menyucikan jiwa (Tazkiyatun Nafs) serta perihal penyakit hati dan pengobatannya, termasuk untuk mendidik hati juga dibahas dalam tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal dari Imam Al-Ghazali.

Pimpinan Ponpes Assalafiyah KH. Subkhan Mamun mengatakan, tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kegiatan yang dilaksanakan sore hari ini, hanya ada pada saat bulan suci Ramadhan.

BACA JUGA: Unik! Intip 6 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Negara

"Disebut ngaji kuping karena mereka mendengar (menyimak) tafsir kitab melalui telinga (kuping)," ungkap KH Subkhan Mamun kepada awak media.

Kyai karismatik asal Brebes ini juga menambahkan, telinga merupakan organ yang paling top yang dimiliki manusia. Barulah kemudian mata untuk melihat.

"Makanya, wajar jika bayi baru dilahirkan yakni telinganya diharuskan mendengar suara Adzan," ujarnya.

Sementara salah satu peserta tradisi Jiping di Ponpes Assalafiyah Luwungragi asal Brebes Bahrul Ulum mengaku kalau dirinya sudah mengikuti Jiping belasan tahun lalu.

Sumber: