2 Periode Kemunculan Tokoh Semar di Jawa, Kiprah Panakawan hingga Punakawan

2 Periode Kemunculan Tokoh Semar di Jawa, Kiprah Panakawan hingga Punakawan

Tokoh Semar di Jawa Bersama Anak-anaknya VS Togog bersama Suwita--

RADAR TEGAL - Awalnya tokoh-tokoh pendamping raja atau bangsawan disebut Panakawan yang berarti 'pengiring'. Mereka ada yang bernama dan tidak, salah satunya adalah tokoh Semar di Jawa

Tokoh Semar di Jawa bersama anak-anaknya lah disebut sebagai era Punakawan, yang muncul dalam pewayangan Jawa Baru. Sementara itu, Panakawan merupakan sebutan untuk tokoh sejenis mereka, yang muncul pada era Jawa Kuno.

BACA JUGA:5 Mitos Tokoh Semar di Jawa, Konon Dewa Cacat yang Turun Derajat

Berbeda dengan versi Jawa Kuno, tokoh Semar di Jawa dalam versi barunya, menjadi daya yang mampu mengjungkirbalikkan alam semesta. Karena itu, ia tidak sekedar pengiring konyol seperti era awal Majapahit. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 2 periode kemunculan tokoh Semar di Jawa.

BACA JUGA:5 Mitos Tokoh Semar di Jawa, Konon Dewa Cacat yang Turun Derajat

2 Periode kemunculan tokoh Semar di Jawa

1. Kemunculan perdana Semar dalam kitab Jawa Kuno

Aslinya, "Panakawan bernama" sudah muncul di abad 12, dalam Kakawin Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh. Dalam kisah tersebut, Abimanyu diiringi abdi setia bernama Jurudyah, yang berbadan cebol dan bulat.

Sayangnya, nama Jurudyah setelah itu lenyap. Namun, perlu dicatat bahwa kakawin ini bukanlah catatan sejarah, melainkan kisah pengajaran agama.

Begitupun ketika empat abad kemudian, Mpu Siwamurti, lewat Serat Nawaruci (1533 M) memperkenalkan Panakawan bernama Twalen dan Gagakkampuan. 

Kidung Sudamala, berusaha menyaingi dengan lebih banyak Panakawan, yakni Delem dan Sangut di pihak angkara, Semar sebagai abdi Sadewa, juga Ki Putut dan Nini Towok.

Twalen, Delem, dan Sangut masih lestari dalam wayang kulit Bali hingga sekarang. Sementara itu, orang Jawa lebih menyukai Semar, yang dalam Kidung Sudamala, agak penakut, tapi usilnya minta ampun.

BACA JUGA:Tokoh Semar di Jawa Malah Ditakuti Para Dewa, Ini 2 Buktinya!

Sumber: youtube asisi channel