5 Mitos Tokoh Semar di Jawa, Abdi Dalem Kocak yang Sosoknya Terukir di Berbagai Candi

3. Kakak dari Bathara Guru

Karena misi yang diembannya langsung dari penguasa alam, Semar dipandang lebih tinggi dari dewa. Bathara Guru harus memanggilnya kakak, dan kesaktiannya pun dengan mudah dibuyarkan oleh kentut Semar.

Namun, perlu diketahui bahwa kisah-kisah relief yang terpahat di candi biasanya tidak menggambarkan Semar sebagai dewa, melainkan abdi dalem, seperti kisah Arjunawiwaha dan Sudamala. Hal ini karena Punakawan terlihat bersujud pada Bathara Guru, adiknya. 

4. Penguasa Pulau Jawa

Belakangan ini Semar semakin sakral. Ia dihormati sebagai danyang, atau penguasa dan pelindung Pulau Jawa, juga diyakini sebagai wujud sejati Sabdo Palon, simbol agama asli Jawa.

BACA JUGA: 2 Keunikan Candi Tegowangi, Keterikatan dengan Dunia Bawah dan Kisah Ruwat

Bahkan, Semar bersama dengan Naya Genggong dikenal masyarakat Jawa Kuno sebagai abdi setia dari raja terakhir Majapahit, yakni Brawijaya, yang memutuskan untuk memeluk agama Islam. 

Keputusan tersebut mengecewakan Semar dan rekannya, hingga ia pun bersumpah bahwa ia akan mengembalikan agama Buddhi 500 tahun yang akan datang. Sumpah itu pun terkenal sebagai "Sabdo Palon Nagih Janji".

5. Lambang Monoteisme di Jawa

Meski begitu, Semar juga menjadi lambang monoteisme Jawa, dan menurut tradisi masyarakat, sosoknya digunakan Walisongo untuk menyebarkan pesan-pesan Islami melalui pewayangan Jawa Baru.

Konon, wajah semar yang menengadah adalah ajakan untuk fokus hanya pada Tuhan, sedangkan jari telunjuknya yang mengacung dianggap menyerupai gerakan salat. Ini merupakan penegasan bahwa hanya ada satu Tuhan. 

BACA JUGA: 2 Mitos Sabdo Palon di Candi Cetho, Betulkah Menagih Janjinya di Sini?

Demikian, informasi mengenai tokoh Semar di Jawa yang konon awalnya adalah dewa sebelum menjadi abdi dalem. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos dan kisah mistis di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. (*)

Sumber: youtube asisi channel