Dibuat Wali Hanya Satu Malam, Masjid Tukul di Tegal Jejak Peradaban Islam di Pesisir Pantura Jawa

Dibuat Wali Hanya Satu Malam, Masjid Tukul di Tegal Jejak Peradaban Islam di Pesisir Pantura Jawa

Mimbar khutbah merupakan salah satu peninggalan jejak wali songo di Masjid Tukul yang masih sesuai dengan aslinya.--

RADAR TEGAL - Di Tegal dan sekitarnya banyak sekali ditemui jejak-jejak penyebaran agama Islam. Salah satunya adalah Masjid Tukul yang masih kokoh berdiri hingga saat ini.

Tegal dan sekitarnya memang dikenal sebagai daerah yang agamis, sejak zaman dahulu. Tidaklah mengherankan jika banyak peninggalan-peninggalan bernuansa Islam, seperti Masjid Tukul.

Masjid Tukul bisa kita jumpai di Gang 16 Jalan Kyai Wali RT 05 RW 02 Desa Cangkring Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Kendati sekarang tampilannya sudah lebih modern, sisa Masjid Tukul lama masih tetap bisajumpai di dalamnya.

Misalnya atap Masjid Tukul lama yang berbentuk limas segi empat, mimbar khutbah yang terbuat dari kayu jati, dan tiang penyangga masjid. Kecuali mimbar, kedua ornamen asli lainnya sudah menjalani restorasi, meskipun tetap mempertahankan bentuk aslinya.

Ornamen asli masih dipertahankan

Atap berbentuk limas segi empat masih dipertahanankan sesuai dengan bentuk aslinya. Warga melindunginya dengan membuatkan atap penahan dari panas dan hujan sebagai lantai dua masjid.

BACA JUGA:Uniknya Masjid Tukul di Tegal yang Dibuat Salah Satu Wali dari Wali Songo Hanya Semalam di Malam Jumat Kliwon

Demikian pula tiang-tiang penyannga yang terbuat dari kayu-kayu jati, sudah terbungkus dengan lapisan pengaman supaya tidak keropos. Selain itu kita juga bisa menjumpai beduk dan kentongan besar dari kayu jati lengkap dengan bagian akarnya.

Bagi warga sekitar, mereka mempercayai masjid tersebut merupakan peninggalan salah seorang wali dari Wali Songo. Sembilan waliyulloh itu merupakan tokoh-tokoh kharismatik dalam sejarah perjuangan peradaban dan penyebaran Islam di Nusantara.

Sejarah terbangunnya Masjid Tukul 

Dari sejumlah literatur sejarah Islam dan penuturan warga sekitar, masjid ini menyimpan histori peradaban yang sangat adiluhung dan unik. Meskipun ada dua versi yang berkembang tentang berdirinya masjid tersebut.

Meski begitu kedua versi tersebut menyebutkan bahwa masjid dibangun hanya semalam oleh salah satu wali di malam Jumat Kliwon. Hingga saat ini, masjid digunakan sebagai pusat aktivitas kegamaan dan ibadah umat Islam di Desa Cangkring dan sekitarnya. 

Versi pertama yang berkembang di sekitar masji menyebutkan, masjid tersebut dibangun oleh Sunan Bonang dan Pangeran Panggung. Cerita yang berkembang mengisahkan Sunan Bonang dan Pangeran Panggung baru saja mendirikan masjid di Banjaran.

BACA JUGA:Sejarah Masjid Kasepuhan Pangeran Purbaya Kalisoka di Tegal Menjadi Wisata Religi

Sumber: