Sejarah Mbah Panggung, Jejak Peradaban Islam di Kota Tegal yang Melegenda

Sejarah Mbah Panggung, Jejak Peradaban Islam di Kota Tegal yang Melegenda

MAKAM - Sejarah Mbah Panggung dalam perannya menyebarkan Islam di Tegal menjadikan makamnya sebagai situs bersejarah yang layak untuk dikunjungi dan dipelajari.-(Foto: Istimewa)-

TEGAL, radartegal.id - Ketika menelusuri perkembangan Islam di kota Tegal, kita tak bisa lepas dari sosok seorang wali yang dikenal dengan sebutan Mbah Panggung. Mbah Panggung merupakan seorang ulama kharismatik yang berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Kota Tegal. 

Hal ini dapat dibuktikan dari keberadaan makamnya yang terletak di Jalan Kyai Haji Mukhlas Gang 5 No. 20, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa Mbah Panggung hidup pada masa para Walisongo, menjadikannya bagian dari sejarah panjang penyebaran Islam di Nusantara.

Mbah Panggung disebut-sebut sebagai murid dari Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga, dua tokoh Walisongo yang sangat terkenal. Menurut penjelasan dari channel youtube Tribun Jateng, cerita mengenai perjalanan hidup Mbah Panggung memiliki beberapa versi yang dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi. 

BACA JUGA: Sejarah Jalan Tentara Pelajar Kota Tegal, Bukti Sahih Perjuangan Pemuda Melawan Penjajah

BACA JUGA: Sejarah dan Misteri Gunung Sagara Brebes, Masyarat Meyakini Terdapat Jendela Neraka

Mbah Panggung

Berdasarkan salah satu versi yang diceritakan oleh juru kunci makamnya, Mbah Panggung hidup pada kurun waktu abad ke-14 hingga ke-16. Nama asli beliau adalah Syekh Abdurrahman.

Seperti banyak ulama lainnya yang datang ke Pulau Jawa untuk berdakwah, Mbah Panggung berasal dari Jazirah Arab. Mbah Panggung pertama kali menginjakkan kaki di sebuah pulau yang saat itu tak berpenghuni, yang kini menjadi Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.

Di pulau inilah, Mbah Panggung menetap dan memulai dakwahnya hingga akhir hayatnya. Makamnya kini menjadi tujuan ribuan peziarah setiap bulan Sya'ban, saat digelar haul dan pengajian untuk memperingati wafatnya. 

Juru kunci makam menyebutkan bahwa nama "Mbah Panggung" merujuk pada tempat tinggalnya yang berupa pulau karang menjulang tinggi di tengah laut, terpisah dari Pulau Jawa. 

Karena tempat tinggalnya yang tinggi seperti panggung, orang-orang menyebutnya "Mbah" yang berada di "panggung", sehingga lahirlah sebutan Mbah Panggung.

BACA JUGA: Miniatur Lawang Sewu! Sejarah Berdirinya Gedung Birao Tegal, Saksi Bisu Perkembangan Kereta Api di Tanah Jawa

BACA JUGA: Sejarah Hubungan Tegal dan Mataram Islam, Makam Sunan Amangkurat 1 Jadi Bukti Sahihnya

Sumber: