Dibuat Wali Hanya Satu Malam, Masjid Tukul di Tegal Jejak Peradaban Islam di Pesisir Pantura Jawa

Dibuat Wali Hanya Satu Malam, Masjid Tukul di Tegal Jejak Peradaban Islam di Pesisir Pantura Jawa

Mimbar khutbah merupakan salah satu peninggalan jejak wali songo di Masjid Tukul yang masih sesuai dengan aslinya.--

Pada malam harinya, keduanya berniat membangun masjid di Desa Cangkring. Kemudian kedua tokoh sejarah Islam di Tanah Air itu melakukan pembangunan Masjid Tukul pada malam Jumat Kliwon.

Sedangkan versi kedua menceritakan bahwa masjid itu tidak dibangun oleh Sunan Bonang dan Pangeran Panggung. Tetapi oleh salah satu wali dari Wali Songo lainnya, yakni Sunan Giri dengan para sahabat-sahabatnya.

 

Sahabat Sunan Giri yang terlibat dalam pembangunan itu antara lain Mbah Saripah Mudaim, Mbah Tamolok, Mbah Madiroh, Mbah Danung, Mbah Kuwu Bagus, dan Mbah Samuluk. Mereka membangun masjid itu di malam Juamt Kliwon.

Terlihat warga pencari daun jati

Walaupun ada dua versi terkait siapa yang membangunnya, namun ada juga hal yang sama terkait kemunculan bangunan Masjid Tukul tersebut. Yaitu bahwa pembangunan masjid kemudian diketahui salah seorang warga yang sedang mencari daun jati.

Sehingga pembangunan masjid itu pun langsung dihentikan, dan tidak diteruskan sampai benar-benar selesai. Padahal pembangunannya hanya tinggal menyelesaikan beberapa bagian akhir atau finishing.

BACA JUGA:Wisata Religi, 9 Masjid Bersejarah di Tegal Peninggalan Para Pejuang Menjadi Saksi Bisu

Dalam buku Menyusun Jejak-jejak Tegal yang ditulis oleh Akhmad Zubaedi, mengungkapkan jika umumnya masjid yang didirikan para wali mempunyai ciri khas. Antara lain dibangun dalam waktu singkat kurang dari satu malam.

Karakteristik bangunan masjid peninggalan wali

Selain itu dalam membangun masjid, biasanya mendapatkan bantuan dari makhluk ghaib dan jin serta didirikan di dekat sumber air. Ini untuk memudahkan jamaah mengambil air untuk berwudhu atau bersuci.

Untuk mengantisipasi sumber air atau sungai kering dan banjir, dibangun juga sumur galian. Sementara itu bagian atapnya berbentuk limas segi empat. Mengutip dari akun Youtube Bang Ridho, bagian limas itu masih tetap dipertahankan di lantai dua masjid.

Di dalam Masjid Tukul di Tegal, masih bisa kita jumpai mimbar dari kayu jati, beduk, dan kentongan unik yang terbuat dari batang kayu utuh dengan bagian akarnya. Sedangkan tiang-tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati, sudah terbungkus untuk menghindari lapuk dan keropos.(*)

 

Sumber: