Mengenal Sejarah Masjid Menara Kudus, Terpopuler dengan Simbol Akulturasi Budayanya

Mengenal Sejarah Masjid Menara Kudus, Terpopuler dengan Simbol Akulturasi Budayanya

MASJID- Mengenal Sejarah Masjid Menara Kudus--

RADAR TEGAL - Masjid Menara Kudus menjadi salah satu masjid tertua yang ada di Pulau Jawa. Mari mengenal sejarah Masjid Menara Kudus, masjid dengan bangunan yang menjadi saksi adanya akulturasi budaya Jawa, Hindu, dan Islam.

Masjid ini menjadi salah satu tempat favorit wisata religi semua kalangan, terlebih anak muda. Artikel ini akan membahas sekilas mengenal sejarah Masjid Menara Kudus, masjid yang sempat viral beberapa waktu yang lalu.

Mengenal sejarah Masjid Menara Kudus, masjid yang dibangun oleh Syeh Ja'far Sodiq atau terkenal dengan nama Sunan Kudus. Masjid ini dibangun sekitar tahun 956 H atau 1686 M.

Bagi kamu yang ingin tahu tentang masjid ini, simak artikel mengenal sejarah Masjid Kudus yang akan dibahas secara detail dan jelas. Alasan masjid ini diberi nama Menara Kudus karena memiliki desain yang unik yaitu bentuk menara menyerupai candi.

BACA JUGA: 6 Fakta Menarik Masjid Agung Demak, Masjid Tertua di Pulau Jawa Saat Ramadhan

Nama asli Masjid Menara Kudus

Dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus, sebenarnya masjid ini memiliki nama asli Masjid AL-Quds. Masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus yang merupakan salah satu Wali Songo yang mengawali dakwah di Pulau Jawa. 

Wali ini berasal dari Palestina, tepatnya di daerah Al-Quds dan lahir sekitar tahun 1500-an Masehi. Nama Masjid Kudus atau Al-Quds sengaja dipilihnya sebagai obat kerinduan terhadap tanah kelahirannya.

Sunan Kudus sendiri dahulunya pernah menjabat sebagai senopati di Kesultanan Kudus. Ini merupakan kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa yang berhasil meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Setelah itu Sunan Kudus mendirikan masjid yang mengadopsi kultur budaya Hindu, Jawa, dan Islam.

Adanya akulturasi budaya dimaksudkan agar masyarakat sekitar bisa menerima kehadiran Islam dengan baik. Ini menjadi tempat Sunan Kudus memelopori penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

BACA JUGA: Mirip Masjid Nabawi, Ini Sejarah Berdirinya Masjid Agung Jawa Tengah

Bangunan ini sering dijadikan contoh kesepurnaan dari adanya akulturasi budaya. Masjid ini memiliki luas 5.000 meter persegi yang dikelilingi tembok sebagai pembatas dengan perkampungan sekitarnya.

Di halaman depannya terdapat gerbang yang menjadi jalan masuknya para jamaah, pengunjung, maupun peziarah. Gerbang ini sekaligus sebagai jalan masuk menuju pemakaman Gapura Bantar.

Sumber: