Temuan situs Liyangan di Lahan Penambangan Pasir Lereng Gunung Sindoro, Ubah Desa Purbosari Jadi Desa wisata
Situs Liyangan Temanggung-Instagram@natsir_dubey-
RADARTEGAL.DISWAY.ID-Situs Liyangan berada di Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Pertama kali situs ini ditemukan tahun 2008 oleh penduduk setempat saat menggali pasir kemudian sejak temuan tersebut mampu mengubah wajah dusun menjadi desa wisata.
Menurut penelitian para ahli, situs Liyangan merupakan bekas pemukiman kuno yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Kemudian juga memiliki karakter kompleks dan telah ada sejak beberapa abad sebelumnya berdiri Kerajaan Mataram Kuno.
Sejarah Awal Penemuan Situs Liyangan
Sebelum seperti sekarang, desa wisata Purbosari hanyalah desa pada umumnya yang sebagian besar warga bekerja menjadi petani tembakau dan penambang pasir.
Desa yang terletak lereng timur Gunung Sindoro ketinggian 700-1200 mdpl juga sebagai lokasi penambangan golongan C, yakni penambangan pasir dan batu. Sudah bertahun-tahun warga setempat melakukan penambangan pasir maupun batu.
Namun, entah bagaimana cara menggali pasir dilakukan para penambang pasir tanpa sengaja menemukan benda bersejarah. Setelah digali lebih dalam benda tersebut mirip seperti batu candi.
Komplek Pemukiman Mataram Kuno
Sejak penemuan benda bersejarah mirip batu candi di lahan penambangan pasir kemudian aktivitas penambangan dihentikan sementara waktu. Akhirnya pula Balai arkeologi Yogyakarta terus melakukan penelitian menemukan bukti mengejutkan bahwa benda batu andesit ditemukan para penambang adalah bagian dari kompleks pemukiman Mataram Kuno.
Situs Liyangan
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa batuan andesit yang ditemukan di lokasi penambangan pasir di Dusun Liyangan oleh para penambang mirip batu candi. Kemudian sesudah dilakukan penelitian para arkelog mengatakan benda tersebut bekas pemukiman Mataram Kuno dan selanjutnya dinamakan Situs Liyangan.
BACA JUGA:Rumah Doa atau Tempat Wisata? Inilah Sejarah Singkat Gereja Ayam Magelang, Harga Tiket dan Jam Buka
Kompleks situs Liyangan yang ditemukan di kawasan Dusun Liyangan sekitar 6000 meter yang diduga masih banyak peninggalan sejarah terpendam dalam tanah.Luas situs diperkirakan mencapai 5-6 hektar sampai sekarang terus dilakukan eksvansi menggali lebih jauh
Dusun Liyangan Berubah Jadi Desa Wisata Purbosari
Semenjak temuan batu andesit mirip batu candi yang ternyata pemukiman Mataram kuno kemudian dinamakan Situs Liyangan. Situs Liyangan sampai sekarang menjelma destinasi desa wisata terus menerus pusat perhatian masyarakat Indonesia.
Masyarakat dari berbagai daerah sekitar Temanggung makin penasaran atas temuan benda-benda bersejarah. Mereka rela datang jauh-jauh meluangkan waktu sejenak hanya untuk menyaksikan Situs Liyangan.
Kolam Renang Cinta
Setelah berkembang menjadi desa wisata Purbosari ada sejumlah spot wisata yang indah salah satunya kolam renang Cinta. Desain kolam menyerupai hati dikelilingi pepohonan dan perkebunan sayur mayur kemudian dikenal dengan nama kolam renang cinta.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Unik Tentang Desa Kandang Sapi di Kabupaten Sragen
Lokasi kolam berada dilereng Gunung Sindoro kemudian air berasal dari mata air Umbul Tempurung. Kemudian kolam renang terdiri 3 yang masing-masing memiliki kedalaman berbeda dan sekelilingnya pelbagai ornamen dan tanaman hias.
Kearifan Budaya Lokal
Walaupun Dusun Liyangan menjelma desa wisata Purbosari kearifan budaya lokal tetap dipertahankan. Hal itu terlihat dari tradisi nyadran Lepen yang digelar jelang bulan ramadhan setiap tahunnya.
Budaya lokal lain masih tetap lestari adalah kirab budaya Merti Tirta Amerti Bhumi yang digelar sekitar Situs Liyangan. Ritual yang diadakan di Dusun Liyangan Desa Purbosari kembali eksis pada 30 September 2022.
Setelah dua tahun vakum dampak dari Pandemi Covid-19 yang dihadiri warga di luar kecamatan dan kabupaten mengikuti prosesi kirab. Ritual kirab diawali arak-arakan gunungan berisi hasil bumi dari balai desa ke lokasi ritual situs Liyangan.
Tiba di lokasi situs sesepuh lantas mengambil air suci dari sumber mata air. Selanjutnya acara berdoa atas rezeki dan ungkapan rasa syukur kemudian gunungan hasil bumi dibagikan pada warga. Lantaran terlalu banyak pengunjung akhirnya berebut dan diyakini siapa mendapatkannya rezeki lancar.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: