Misteri Kota Gaib Saranjana: Mitos atau Fakta Sejarah?

Misteri Kota Gaib Saranjana: Mitos atau Fakta Sejarah?

-jimmy teoh-https://www.pexels.com/id-id/foto/bangunan-bercahaya-malam-hari-951539/

Banyak yang meyakini bahwa Saranjana berlokasi di Pulau Laut atau yang juga dikenal dengan nama Pulau Halimun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun, karena lokasi persisnya yang misterius, terdapat banyak versi terkait lokasi Saranjana. 

Secara garis besar, ada tiga pendapat mengenai letak Saranjana. Pertama, Saranjana diyakini berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Versi kedua menyebutkan bahwa Saranjana berada di Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Selayar, Kotabaru, Kalimantan Selatan. 

Versi ketiga lebih tegas menyebutkan bahwa lokasi wilayah kota gaib Saranjana berada di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka Oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Asal usul penamaan kota Saranjana masih diperdebatkan. Diduga, Saranjana awalnya merupakan wilayah Suku Dayak Samihim di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Kepala suku pertamanya bernama Sampuranjana dan memiliki kerajaan bernama Nan Sarunai yang mengikuti kepercayaan animisme. 

Nama Samburanjana kemudian berubah menjadi Saranjana dalam lidah orang lokal dan dipengaruhi oleh agama Hindu lama. Meskipun suku Dayak Samihim meninggalkan wilayahnya karena perang dengan kekuatan asing, nama Saranjana tetap bertahan sebagai pusat kekuasaan mereka hingga sekarang.

BACA JUGA:Dijuluki Kota Musik Dunia oleh UNESCO, 3 Fakta Unik Kota Ambon Indonesia

Fakta dan Catatan Sejarah Tentang Saranjana

Dalam sumber lisan, kerajaan Saranjana dirusak oleh pasukan Jawa yang datang dari Marajan Pahit atau Majapahit sehingga menurut hipotesis ini, kerajaan Saranjana muncul sebelum tahun 1660-an atau sebelum abad ke-17 Masehi. 

Mansur, seorang ketua lembaga kajian sejarah sosial dan budaya Kalimantan, menyatakan bahwa keberadaan kota gaib Saranjana dalam perspektif sejarah adalah fakta. 

Hal ini ditunjukkan oleh Salomon Muller, seorang naturalis kebangsaan Jerman, dalam peta bertajuk "Peta Wilayah Pesisir dan Pedalaman Borneo" pada tahun 1845. Peta ini menggambarkan terdapat wilayah yang tertulis sebagai Tanjung atau Huk Saranjana, terletak di sebelah selatan Pulau Laut, berbatasan dengan wilayah Pulau Kerumputan dan Pulau Kijang. 

Mansur menyebut Solomon Muller telah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan tengah melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di Indonesia. Namun, belum bisa dipastikan apakah Solomon Muller pernah berkunjung ke Tanjung Saranjana sebelum memetakan wilayah tersebut. 

Di sisi lain, Profesor geografi dan etnologi asal Belanda bernama Peter Johanes Veth juga turut membagikan informasi seputar Saranjana dalam kamus terbitan Amsterdam pada tahun 1869. 

Halaman 252 kamus tersebut mencantumkan kalimat yang artinya kurang lebih "Saranjana Tanjung di sisi selatan Pulau Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian Tenggara Kalimantan".

Mitos dan Memori Kolektif Tentang Kota Saranjana

Hipotesis lain menyatakan bahwa kota gaib Saranjana adalah mitos tentang wilayah atau kerajaan maju yang menjadi impian Pangeran Purbaya dan putranya, Gusti Busu, dari kerajaan Pulau Laut. 

Sumber: https://youtu.be/leffip3faks