Sawo Tegalsari

Sawo Tegalsari

Ternyata ini memang bukan gang yang dimaksud. Masih akan ada gang yang lebih sempit lagi: Lebak Bulus II Dalam.

Saya pun sampai di mulut gang itu: hahaha...benar. Sempit sekali. Benar-benar pas untuk satu mobil. Pun dengan sepeda motor, tidak bisa berpapasan.

Anies membeli lokasi ini tahun 2009. Berarti hampir bersamaan dengan teman satu bangkunya membeli tumpukan kayu di Tegalsari.

Rumah Anies itu mulai dibangun tahun 2012.

Selesai 2014.

Sebelum pindah ke gang ini Anies tinggal di rumah kontrakan. Bertahun-tahun. Sejak pulang dari sekolah di Amerika —delapan tahun di Maryland dan Chicago.

Ia masih ingat betul: hari itu adalah Jumat Agung. Hari besar Kristen. Libur. Karena itu ia bisa salat Jumat di dekat rumah kontrakan —biasanya salat Jumat selalu di dekat kantornya di Jakarta Pusat.

Selesai salat Jumat, Anies ngobrol dulu di teras masjid. Secara iseng ia bertanya: apakah di dekat sini ada tanah kosong dijual. Ia tahu diri: hanya mampu membeli tanah di daerah kampung seperti itu. Ia memang sudah bergelar doktor dan sudah menjadi rektor. Tapi itu di Universitas Paramadina —yang tidak punya misi bisnis yang didirikan cendekiawan muslim liberal Prof Dr Nurcholish Madjid.

Anies masih ingat nama orang yang diajaknya ngobrol itu, tapi saya lupa mencatatnya. "Ada. Tidak jauh dari masjid ini," kata orang itu —belakangan Anies tahu profesi orang itu memang jual beli tanah.

Anies ingin langsung melihatnya.

"Jangan sekarang. Panas sekali. Nanti malam saja," jawab orang itu —belakangan Anies tahu itu hanyalah bagian dari trik jual tanah: untuk menutupi kekurangan yang bisa terlihat di siang hari.

Malamnya Anies datang lagi. Memang mengesankan —untuk orang yang punya tabungan pas-pasan. Lokasi ini memang di pinggir gang sempit, tapi luas. Pun dari situ bisa melihat dataran yang lebih rendah di arah sungai Grogol. Meski agak jauh, sungai itu masih terlihat —"di sana itu" kata si penjual tanah di kegelapan. Itulah sungai yang sebelum mencapai laut melewati daerah Grogol di Jakarta Barat.

Siangnya Anies datang lagi tanpa diantar. Ia mengajak istrinya. Kaget. Tanah itu miring drastis. Pinggir gang itu langsung curam. Tapi harganya juga sangat miring. Harga curam. Drastis pula. Rupanya ini adalah tanah yang dihindari banyak pembeli.

Daya tariknya: luasnya 1.800 meter. Harganya hanya sama dengan tanah 250 m2 di perumahan Bona, tempatnya mengontrak.

Sambil memandangi tanah itu Anies ingat Danang, teman satu bangkunya di SMA di Yogya dulu. Saya sendiri ingat rumah Rocky Gerung (Disway 9/10/2021: Pendaki Gerung).

Sumber: