Masih Merebak, Anggaran Penanganan Covid-19 Masuk di OPD Masing-masing

Masih Merebak, Anggaran Penanganan Covid-19 Masuk di OPD Masing-masing

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tegal tahun 2021, masih fokus digunakan untuk penanganan virus corona (Covid-19). 

Hal itu dikarenakan kasus Covid-19 diprediksi masih mewabah di wilayah tersebut dan anggaran masuk ke organisasi perangkat daerah (OPD) masing-masing.

Ketua DPRD Kabupaten Tegal Agus Salim SE MM, Selasa (24/11) mengatakan, saat ini kasus Covid-19 mengalami lonjakan cukup tajam. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal terus bertambah. Ini karena virus corona telah menyentuh level paling bawah. 

"Karena kasus Covid-19 sudah menyentuh ke level bawah, sehingga semua harus bergerak," katanya. 

Anggaran penanganan Covid-19, tambah Agus Salim SE MM, tidak seperti tahun 2020. Anggaran itu melekat pada OPD yang terkait dengan penanganan virus tersebut. Seperti halnya di dinas kesehatan, dinas sosial, Satpol PP, BPBD, dan OPD lainnya. 

Tahun sebelumnya, anggaran itu dimasukkan dalam Belanja Tidak Terduga (BTT) dengan alokasi sekitar Rp112 miliar. Tahun 2021, anggaran penanganan Covid-19 lebih sedikit dibandingkan tahun ini.
Hingga Oktober 2020, anggaran Covid-19 sudah terpakai sekitar Rp86 miliar. 

"Kami minta semuanya bergerak agar persoalan ini cepat selesai," tambahnya.

Kendati anggaran masih fokus dengan penanganan Covid-19, lanjut Agus Salim SE MM, tetapi anggaran pembangunan tetap dialokasikan. Besaran anggaran itu masih dalam pembahasan. Anggaran pembangunan yang rencana dialokasikan dalam APBD Kabupaten Tegal tahun 2021, di antaranya pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) senilai Rp15 miliar, dan pembangunan gedung Teknologi Informasi dan dan Komunikasi (TIK) senilai Rp9 miliar. Sedangkan, tahun 2021, sejumlah pendapatan dari transfer Pemerintah Pusat dan Pemprov Jateng berkurang sekitar Rp140 miliar. Salah satunya dana insentif daerah yang sebelumnya Rp50 miliar menjadi Rp18 miliar. 

Total pendapatan tahun 2021 diperkirakan mencapai Rp2,7 triliun. Namun, jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp2,9 triliun. (guh/ima)

Sumber: