Hidup Pas-pasan, Tiga Tahun Pasutri dan Empat Anaknya Tinggal di Bekas Warung Kopi

Hidup Pas-pasan, Tiga Tahun Pasutri dan Empat Anaknya Tinggal di Bekas Warung Kopi

Satu keluarga yang terdiri dari enam orang hidup memprihatinkan di rumah bekas warung kopi yang lokasinya sangat membahayakan keselamatan mereka.

Keenam anggota keluarga itu sudah menjalani kehidupan yang serba pas-pasan itu selama tiga tahun terakhir, sejak 2017 lalu.

Mereka adalan Mulus (62) dan sang istri, Purwanti (39), serta keempat anaknya masing-masing Sandi (16); Badriyah Khaerunnisa (15); Warmin (10); dan Sajadah Lusiana (2,5). Awalnya saat Mulus masih bisa bekerja sebagai pengayuh becak, mereka tinggal di sebuah kontrakan.

"Dulu tinggal di rumah kontrakan di daerah Kelurahan Tegalsari," ungkapnya.

Hingga kemudian, kata Mulus, saat hendak membuka warung kopi di sekitar Jalingkut (jalan lingkar utara) Kota Tegal, dia terkena musibah. Mulus tak pernah membayangkan peristiwa nahas itu mengakibatkan dirinya tidak bisa lagi bekerja.

"Saat saya membuka warung, ada orang yang membakar sampah di sekitar lokasi. Saya jadi khawatir merembet, kemudian berupaya memadamkan. Naas, saat itu, saya terperosok ke dalam lubang hingga mengakibatkan lutut saya sakit," ujarnya.

Sejak saat itu, kata Mulus, dia sudah tidak mampu lagi bekerja. Warung kopi pun terpaksa ditutup, karena para pemudik sudah tidak ada yang mampir ke Jalur Pantura dan memilih melintas di jalan tol.

Sejak itu pula, dia tidak mampu membayar kontrakan hingga akhirnya memilih tinggal bekas warung kopinya. Tulang punggung keluarga pun berpindah ke istrinya yang bekerja sebagai buruh fillet ikan.

Saat ini, dia baru menerima bantuan BLT dari Kemensos sebesar Rp300 ribu. Mendengar kabar itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Habib Ali Zaenal Abidin langsung mendatangi mereka.

Menurut Habib Ali, penyelesaian persoalan itu hanya rusunawa. "Karena setelah dilihat kamarnya cukup memprihatinkan, kamar mandi berada di atas tambak, dan memungkingkan ada ular serta binatang berbahaya lainya. Kita akan upayakan segera mendapatkan tempat tinggal yang layak," ujarnya.

Menurut Habib Ali, sebenarnya keluarga Mulus memiliki KIS, namun tidak pernah mendapatkan bantuan apapun. Karenanya, untuk pemberian bantuan selanjutnya, diharapkan keluarga Mulus bisa mendapatkannya. 

"Kami usahakan kepada OPD terkait, semoga segera ada rusunawa yang kosong atau jalan keluar yang tepat," jelasnya.

Sebelumnya, Camat Tegal Barat Endah Pratiwi mengatakan pihaknya akan mengecek ke dinas terkait. Sehingga keluarga Mulus bisa mendapatkan rumah tinggal yang layak. (muj/zul)

Sumber: