Ekonomi Indonesia Diambang Resesi, Pemerintah: Kuartal II Minus 3,4, Kuartal Tiga Diproyeksi Minus 1

Ekonomi Indonesia Diambang Resesi, Pemerintah: Kuartal II Minus 3,4, Kuartal Tiga Diproyeksi Minus 1

Sinyal Indonesia akan masuk jurang resesi pada kuartal III/2020 semakin menguat. Hal ini ditunjukkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di mana diperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 3,4 persen pada kuartal II dan minus 1 pada kuartal selanjutnya.

Resesi terjadi apabila pertumbuhan suatu negara mengalami kontraksi negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Indonesia sendiri, pada kuartal pertama 2020 masih positif 2,97 persen, namun pada kuartal berikutnya diperkirakan negatif.

"Pada kuartal kedua (diperkirakan) minus 3,4 persen, kuartal ketiga minimal kita bisa naik (proyeksi minus 1 persen)," ujarnya dalam video daring, kemarin (27/7) malam.

Kendati demikian, Airlangga masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2020 akan meningkat. Dia memperkirakan di kisaran 1,4 persen. Sementara pada 2021, ekonomi diperkirakan tumbuh di kisaran 5 persen.

Rinciannya, tumbuh 3,2 persen pada kuartal I, 6,8 persen pada kuartal II, 5,1 persen pada kuartal III, dan 5,1 persen pada kuartal IV 2021. Dia menyebut, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dari negara-negara lain.

Misalnya dari Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. Lanjutnya, dia memperkirakan ekonomi negeri Jiran minus 8,4 persen pada kuartal II/2020 dan minus 4,3 persen pada kuartal III/2020. Sementara, pada kuartal IV/2020 minus 1 persen.

Pun demikian dengan Thailand, minus 1,8 persen sejak kuartal I 2020, kuartal II diperkirakan minus 11,1 persen, lalu minus 6,3 persen pada kuartal III dan minus 4 persen pada kuartal IV/2020.

Kemudian, Filipina sudah minus 0,2 persen pada kuartal I/2020, diperkirakan minus 7,6 persen pada kuartal II, minus 3 persen pada kuartal III, dan minus 0,4 persen pada kuartal IV, sehingga total minus 2,8 persen pada 2020.

Sedangkan Singapura sudah masuk resesi, yakni tumbuh minus 0,3 persen pada kuartal I dan minus 12,6 persen pada kuartal II/2020. Diperkirakan pada kuartal III/2020 minus 6 persen dan pada kuartal IV minus 3,6 persen. Total minus 5,6 persen pada 2020.

Terpisah, ekonom Universitas Perbanas sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, Indonesia sudah berada pada ambang resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Indonesia sudah di depan mata masuk resesi. Resesi adalah sebuah kenormalan baru saat Covid-19 karena melanda semua negara," ujar Piter. (din/zul/fin)

Sumber: