Menarik dan Unik, Pemuda Kepetek Belik Pemalang Bangunkan Sahur Pakai Alat Musik Tradisional Ini

Menarik dan Unik, Pemuda Kepetek Belik Pemalang Bangunkan Sahur Pakai Alat Musik Tradisional Ini

Pemuda Kepetek Belik Pemalang Bangunkan Sahur dengan Alat Tradisional--

PEMALANG, radartegal.com - Sejumlah pemuda Dusun Kepetek, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, memiliki cara unik dan menarik untuk membangunkan sahur di Bulan Ramadan 2025. Mereka berkeliling desa menggunakan alat tradisional yang sudah jarang digunakan lagi oleh masyarakat.

Seperti tampak pada Kamis 20 Maret 2025 dini hari, pemuda Kepetek Belik Pemalang keliling kampung membangunkan sahur menggunakan alat musik tersebut. Alunan anat musik tradisional yang sudah langka itu, kontan membikin warga bergegas bangun untuk menikmati santap sahur.

Lantas alat musik tradisional apa yang membikin unik cara membangunkan sahur pemuda Kepetek Belik Pemalang? Alat tersebut terbuat dari bambu yang diberi lubang pada bagian samping tengahnya.

Ya, alat tersebut dinamakan kentongan bambu. Dulu alat tradisional ini menjadi andalan masyarakat untuk membangunkan sahur. Namun kini keberadaannya tersingkirkan oleh alat-alat modern, seperti speaker digital dan lainnya.

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik 2025 di Tol Pejagan-Pemalang Diprediksi Terjadi Pada H-3

BACA JUGA:Libatkan Siswa dan Guru, SMP Sagum Mendelem Pemalang Berbagi Takjil di Bulan Ramadan

Di Kepetek Belik Pemalang, pemudanya tetap melestarikan tradisi membangunkan sahur dengan kentongan bambu. Untuk menambah rancak, bunyi kentongan dipadukan dengan angklung dan bedug. Sehingga alunan suara yang terdengan menjadi lebih ramai dan enak didengarkan. 

Kegiatan ini telah menjadi bagian dari tradisi tahunan yang dijaga oleh pemuda setempat. Dengan penuh semangat, mereka berjalan dari satu gang ke gang lain sambil membunyikan alat-alat tersebut dan meneriakkan ajakan sahur kepada warga. Selain menjaga tradisi, kegiatan ini juga mempererat rasa kebersamaan di antara masyarakat.

Salah satu pemuda yang terlibat Rifki, menyampaikan bahwa tradisi ini bukan sekadar membangunkan sahur, tetapi juga melestarikan budaya lokal.

"Kami ingin menjaga tradisi ini agar tetap hidup di tengah kemajuan zaman. Selain itu, dengan cara ini, kami juga bisa bersilaturahmi dengan warga," ujarnya.

BACA JUGA:Bentuk Karakter Islami Siswa, SD Negeri 2 Randudongkal Pemalang Gelar Pesantren Ramadan

BACA JUGA:Tuntut Kejelasan Status, Ratusan Guru Honorer Kabupaten Pemalang Gelar Aksi di Kantor Kemen PAN-RB

Harapannya tradisi ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Mereka berharap lebih banyak anak muda tertarik untuk ikut serta dan memahami pentingnya melestarikan budaya lokal. 

"Kami ingin kegiatan ini terus ada, bahkan lebih berkembang. Semoga di tahun-tahun mendatang semakin banyak yang bergabung dan semakin meriah," jelas Rifki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: