Sejarah Kelurahan Panggung Tegal, Sarat Kisah yang Terkait Ulama Kharismatik dari Jazirah Arab

Sejarah Kelurahan Panggung Tegal, Sarat Kisah yang Terkait Ulama Kharismatik dari Jazirah Arab

KANTOR KELURAHAN - Sejarah Kelurahan Panggung Tegal yang kaya akan cerita dan warisan budaya merupakan aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan.-(kelpanggung.tegalkota.go.id)-

TEGAL, radartegal.id - Sejarah Kelurahan Panggung Tegal menjadi salah satu yang menarik untuk diulas dari Kota Tegal. Daerah ini merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. 

Daerah ini memiliki sejarah yang kaya dan penuh dengan cerita rakyat yang diwariskan turun temurun. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Kelurahan Panggung Tegal ini?

Berikut ini kami telah merangkum sejarah Kelurahan Panggung Tegal yang kami kutip dari wikipedia dan p2k.stekom.ac.id. Dalam perkembangannya, daerah ini terkenal dengan warisan spiritual dan budaya yang kuat.

Sejarah Kelurahan Panggung Tegal memiliki dua versi cerita yang berbeda, yang diceritakan oleh penduduk setempat dan tokoh-tokoh penting di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Sejarah Jalan Tentara Pelajar Kota Tegal, Bukti Sahih Perjuangan Pemuda Melawan Penjajah

BACA JUGA: Mulai Rambah Luar Negeri dan Berbagai Daerah, Begini Sejarah Warteg Bahari yang Legendaris

Sejarah Kelurahan Panggung Tegal

1. Cerita Berdasarkan Keterangan dari Juru Kunci Makam Mbah Panggung

Menurut keterangan dari M. Hasan Muttamimi, juru kunci makam Mbah Panggung (alm), Kelurahan Panggung erat kaitannya dengan sosok Mbah Panggung yang merupakan seorang ulama karismatik yang hidup antara abad ke-4 hingga abad ke-6. 

Nama asli Mbah Panggung adalah Syekh Abdurrahman yang berasal dari Jazirah Arab. Kelurahan Panggung menjadi lokasi pertamanya tiba di Indonesia.

Mbah Panggung kemudian menetap di Panggung untuk berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam. Hingga akhir hayatnya, dia tetap tinggal di sana. 

Setiap bulan Sya'ban, makam Mbah Panggung ramai dikunjungi oleh ribuan peziarah yang datang untuk mengikuti acara haul dan pengajian sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam menyebarkan agama.

BACA JUGA: Sejarah Kecamatan Margadana Sebagai Pusat Ekonomi Kota Tegal dari Masa Kerajaan sampai Penjajahan

Sumber: