Mitos Pemandian Air Panas Guci Tegal, Dipercaya Bisa Kabulkan Setiap Permintaan dan Sembuhkan Penyakit

Mitos Pemandian Air Panas Guci Tegal, Dipercaya Bisa Kabulkan Setiap Permintaan dan Sembuhkan Penyakit

Mitos Pemandian Air Panas Guci--

radartegal.id - Artikel ini akan membahas mitos pemandian air panas Guci Tegal yang masih dipercaya hingga sekarang. Mitos ini sudah ada sejak zaman dahulu dan hingga sekarang terus tumbuh di masyarakat.

Tegal memiliki banyak mitos dan legenda yang menghiasi kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah mitos pemandian air panas Guci Tegal yang sudah terkenal hingga ke orang luar Tegal.

Selain memiliki banyak budaya yang indah dan mengagumkan, Indonesia juga mempunyai banyak sekali mitos. Mitos-mitos ini terus berkembang di kalangan masyarakat sehingga seperti tidak akan pernah habis.

Mitos memang biasanya sudah berbentuk sebuah cerita dan tersebar karena diturunkan kepada anak cucu. Biasanya, mitos menceritakan tentang sebuah sejarah, makhluk gaib dan dianggap sangat sakral.

BACA JUGA: Mitos tentang Kucing Hitam di Beberapa Negara, dari Pertanda Buruk hingga Keberuntungan

Mitos pemandian air panas Guci

 

Tegal memiliki tempat wisata dengan pemandangan indah dan mampu memanjakan mata para pengunjung. Tegal juga memiliki pemandian air panas Guci yang terletak di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Pemandian air panas ini berada di bawah kaki Gunung Slamet di bagian utara dan banyak didatangi pengunjung. Sumber air hangat Guci ini terletak di atas ketinggian 1050 meter diatas permukaan laut.

Pemandian air panas Guci ini memiliki total area sekitar 210 hektar yang cukup untuk menampung banyak pengunjung. Berdasarkan sejarahnya, warga setempat percaya jika nama Guci berasal dari zaman Wali Songo.

Wali tersebut dibekali air yang ditempatkan di dalam sebuah guci dan masyarakat percaya jika air di dalam guci sangat berkhasiat. Sehingga warga berbondong-bondong meminta kepada sang Wali.

BACA JUGA: 5 Pohon Penuh Mitos di Indonesia, Bisa Buat Hubungan Langgeng hingga Jadi Sarang Makhluk Pencuri Uang

Namun, jumlah air tersebut terbatas, padahal masih banyak warga yang ingin menikmati air tersebut. Karena itu, sang wali kemudian menancapkan tongkatnya ke tanah.

Sumber: