Menjelajahi Pesona Budaya Pesisir, 10 Tradisi Unik Tegal yang Wajib Dilestarikan
LOKAL - Menjelajahi Pesona Budaya Pesisir: 10 Tradisi Tegal yang Wajib Dilestarikan --
RADAR TEGAL - Di pesisir Utara Jawa Tengah, terhampar sebuah kota penuh pesona bernama Tegal. Tak hanya terkenal dengan pantai dan kulinernya yang lezat, Tegal juga menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai, salah satunya adalah tradisi Tegal yang unik.
Menjelajahi tradisi unik Tegal bagaikan membuka jendela budaya pesisir yang penuh warna. Dari ritual Sedekah Laut yang penuh makna hingga kemeriahan Upacara Adat Tegal Desa, setiap tradisi menghadirkan cerita dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.
Tradisi unik Tegal ini tak hanya menjadi hiburan dan atraksi wisata, tetapi juga berperan penting dalam menjaga identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Tegal. Di tengah modernisasi dan globalisasi, tradisi-tradisi ini menjadi pengingat akan warisan budaya yang tak tergantikan.
Mari kita selami lebih dalam 10 tradisi unik Tegal dan temukan pesona budaya pesisir yang memesona.
BACA JUGA: Menggali Kekayaan Budaya dan Tradisi Tegal yang Tetap Exis di Tengah Perubahan Zaman
1. Wayang Golek Cepak Tegalan
Berbeda dengan wayang golek pada umumnya, Wayang Golek Cepak Tegalan menggunakan bahan kayu kedondong jaran yang dinilai kuat dan tahan lama. Uniknya lagi, cat yang digunakan untuk mewarnai wayang berasal dari cat semprot kendaraan bermotor.
Tokoh wayang golek khas Tegal ini bernama Lupit dan Slenteng, bahkan keduanya menjadi maskot daerah tersebut.
2. Mantu Poci
Tradisi Tegal unik satu ini dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum dikaruniai momongan. "Mantu Poci" secara harfiah berarti pernikahan poci, yaitu menggelar pesta pernikahan simbolik untuk sepasang poci tanah liat.
Upacara ini dilakukan dengan harapan bisa segera mendapatkan keturunan. Biasanya tradisi Mantu Poci ditemui di daerah pesisir Tegal.
3. Ruwat Bumi Guci
Kabupaten Tegal, tepatnya di Desa Rembul dan Desa Pekandangan, terdapat tradisi tahunan Ruwat Bumi Guci. Upacara adat ini diselenggarakan pada bulan Muharram (Sura) sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan berkah bumi serta menolak bala (tolak bencana).
4. Pejamasan Makam Sunan Amangkurat Agung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: