Misteri Gunung Wayang Garut Jawa Barat, Ada Makam Dalang Pertama dan Sinden yang Misterius

GARUT, radartegal.com - Misteri gunung Wayang GARUT Jawa Barat menjadi salah satu yang mengundang banyak orang penasaran. Daerah ini dikenal luas dengan kekayaan seni tradisionalnya, salah satunya adalah seni wayang golek. 

Namun, di balik keindahan dan kekayaan budaya tersebut, tersimpan sebuah cerita penuh misteri dari Gunung Wayang yang terletak di Kecamatan Pakenjeng, Garut. 

Misteri gunung Wayang Garut ini konon memiliki kaitan erat dengan lahirnya dalang wayang golek pertama di tanah Pasundan. Jika dilihat dari kejauhan, Gunung Wayang tampak seperti bongkahan batu raksasa biasa. 

Namun, masyarakat setempat percaya bahwa gunung ini menyimpan banyak kisah mistis, terutama yang berhubungan dengan seni tradisional wayang golek. 

BACA JUGA: Mitos Gedung Sate Bandung yang Tinggi akan Sejarah dan Misteri

BACA JUGA: Misteri Gunung Kawi di Jawa Timur, Beneran Jadi Tempat Pesugihan?

Salah satu daya tarik utamanya adalah adanya makam misterius di puncak gunung, yang diyakini sebagai tempat peristirahatan salah satu tokoh penting dalam sejarah wayang golek.

Yaitu dalang pertama Mbah Dalem Darma Wayang dan sang istri yang merupakan sinden yang bernama Nyimas Kencring, bagaimana kelanjutannya? Simak ulasannya di bawah ini.

Cerita mistis di balik Gunung Wayang

Menurut penuturan Tasdik yang dikutip dari On The Spot Trans7, Rabu 4 Desember 2024, yang merupakan seorang juru kunci yang telah lama menjaga Gunung Wayang, tempat ini dulu dianggap sangat angker.

Ia menceritakan sebuah kisah yang melibatkan rombongan dalang dan sinden yang hendak menuju Bungbulang untuk menggelar pertunjukan wayang. Anehnya, mereka selalu gagal melewati Gunung Wayang.

BACA JUGA: Mitos Air Terjun Mayung Putek yang Dikaitkan Sosok Rusa Putih Misterius

BACA JUGA: Sederet Mitos Hotel PI Bedugul Bali yang Penuh Misteri dan Hal Mistis

Setelah beberapa kali mencoba tanpa hasil, rombongan tersebut memutuskan untuk meminta bantuan kepada juru kunci. Tasdik kemudian melakukan ritual permohonan izin dan menyarankan agar rombongan memberikan sesajen berupa sebutir telur, cerutu, dan madu.

Sumber: