6 Mitos Gunung Slamet, Ada Apa dengan Namanya?

6 Mitos Gunung Slamet, Ada Apa dengan Namanya?

Mitos Gunung Slamet--

Selama upacara, masyarakat merawat alam, menghormati penguasa Gunung Slamet, dan menjaga hubungan baik dengan makhluk halus yang mereka percayai sebagai penunggu Dusun Bambangan.

3. Makhluk Halus Penunggu Gunung Slamet

Masyarakat Dusun Bambangan meyakini bahwa Gunung Slamet dihuni oleh beberapa makhluk halus, termasuk Mbah Jamur Dipa dan Mbah Rantasari. Mbah Jamur Dipa dianggap penguasa Gunung Slamet yang dapat mengabulkan permohonan.

Ada juga makhluk halus lain yang bisa berubah wujudnya, termasuk kuntilanak dan pocong, serta jenis makhluk halus yang sering membuat suara menakutkan yang disebut lelembut. Masyarakat meyakini bahwa menjaga hubungan baik dengan makhluk halus ini penting untuk menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan mereka.

BACA JUGA:Penghijauan, 11 Ribu Pohon Ditanam di Hutan Lindung Sekitar Gunung Slamet

4. Lokasi Angker di Gunung Slamet

Masyarakat Dusun Bambangan percaya bahwa Gunung Slamet adalah tempat keramat yang dihuni oleh makhluk halus dan roh-roh leluhur. Mereka menghindari tempat-tempat tertentu di Gunung Slamet yang dianggap angker, seperti Pondok Walang dan Pelawangan, yang dianggap sebagai tempat pasar siluman.

Di Dusun Bambangan, ada juga kepercayaan bahwa pohon besar di jembatan masuk Dusun Bambangan ditempati oleh makhluk halus yang disebut Mbah Rantasari. Masyarakat meyakini bahwa mengusik tempat-tempat ini bisa berakibat buruk karena akan mengganggu makhluk halus yang mendiaminya.

5. Mitos Binatang di Gunung Slamet

Gunung Slamet adalah rumah bagi berbagai binatang seperti lutung, macan, babi hutan, dan celeng. Masyarakat Bambangan meyakini bahwa binatang-binatang ini tidak akan mengganggu pendaki.

Selain itu, terdapat mitos tentang binatang seperti ular besar dan kuda sembrani yang diyakini sebagai jelmaan dari makhluk halus, seperti Nyi Roro Kidul di puncak Gunung Slamet. Binatang-binatang ini memiliki makna khusus dalam mitos masyarakat setempat.

BACA JUGA: Perambahan Hutan Lindung di Gunung Slamet Sejak 90-an, Perhutani Gerak Cepat Lakukan Ini

6. Larangan saat Pendakian Gunung Slamet

Pendaki harus mematuhi larangan dalam pendakian di Gunung Slamet, terutama terkait cuaca ekstrem di bulan tertentu. Suatu kali pernah ada kejadian tragis menimpa seorang pendaki yang nekat mendaki pada cuaca buruk dan meninggal di puncak Gunung Slamet.

Mitos dan larangan dalam pendakian melibatkan aspek spiritual, seperti tidak boleh berbicara sembarangan, buang air kecil atau besar sembarangan, mengeluh, atau berbicara frontal. Menyentuh lutut juga dilarang dalam pendakian Gunung Slamet.

Sumber: