Warga Muhammadiyah Tegal Berkomitmen Tangkal Intoleransi lewat Tata Nilai dan Keadaban Digital

Warga Muhammadiyah Tegal Berkomitmen Tangkal Intoleransi lewat Tata Nilai dan Keadaban Digital

Selama dua hari, warga Muhammadiyah Kabupaten Tegal mengikuti pelatihan pencegahan intoleransi dan keadaban digital dari Kemenko PMK dan PP Muhammadiyah.--

RADAR TEGAL - Warga Muhammadiyah Kabupaten Tegal berkomitmen mendidik dan mengedukasi anggotanya tentang tata nilai digital yang baik. Selain itu juga mereka siap menjaga keberagaman dan toleransi, baik di dunia nyata maupun maya.

Komitmen itu terungkap saat pelatihan Pencegahan Intoleransi dan Keadaban Digital di lingkungan Muhammadiyah. Pelatihan tersebut berlangsung dua hari, 26-27 Oktober 2023 di Hotel Gran Dian Guci. 

Pelatihan yang sangat penting tersebut merupakan bagian dari gerakan revolusi mental dan etika digital. Yakni gerakan yang diinisiasi Muhammadiyah bersama Kemenko PMK, sebagai sarana membangun kesadaran dan sikap positif dalam penggunaan teknologi digital.

Selama dua hari, warga Muhammadiyah mendapatkan materi dari tim fasilitator dari Kemenko PMK dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Keduanya menyampaikan pengetahuan mendalam dan pengalaman tentang isu-isu intoleransi dan etika digital dalam masyarakat.

Warga Muhammadiyah yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai unsur lingkungan Muhammadiyah. Termasuk di dalamnya kepala sekolah Muhammadiyah, pengurus pondok pesantren, dan majelis pustaka informasi.

Para peserta diajak mendiskusikan isu-isu penting terkait keadaban digital, penanggulangan intoleransi, serta strategi pencegahan melalui pendekatan holistik. Hadir sebagai keynote speech, Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu'thi. 

"Pelatihan ini adalah bukti nyata komitmen Muhammadiyah dalam mendidik dan mengedukasi anggotanya tentang tata nilai digital yang baik. Selain itu juga menjaga keberagaman dan toleransi dalam berinteraksi di dunia nyata dan maya," kata Mu'thi saat membuka pelatihan.

Selama dua hari pelatihan, para peserta terlibat aktif dalam berbagai diskusi kelompok, studi kasus, dan permainan peran. Kegiatan-kegiatan tersebut dirancang untuk mendorong pemahaman mendalam para peserta tentang isu-isu tersebut. 

Mereka juga memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, dan solusi praktis yang dapat diimplementasikan di lingkungannya masing-masing. Pelatihan diakhiri dengan kesepakatan bersama untuk menerapkan nilai-nilai yang mereka pelajari dalam praktik sehari-hari. 

Utamanya dalam penggunaan teknologi digital, maupun dalam memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Pelatihan ini diharapkan akan menjadi momentum pembangunan masyarakat yang lebih bermartabat, beretika, dan penuh toleransi di era digital.

Pelatihan Pencegahan Intoleransi dan Keadaban Digital warga Muhammadiyah di Kabupaten Tegal diakhiri dengan mengikrarkan semboyan "Intoleransi Berhenti di Kita, Toleransi Mulai dari Kita". (*)

Sumber: