3 Hal yang Buat Jembatan Jawa-Bali Tidak Terrealisasi, Salah Satunya Terkait Konstruksi
ilustrasi Jembatan Jawa-Bali-Tangkapan Layar-Quora
Sebagai tempat destinasi liburan yang sudah terkenal di Indonesia dan dunia, Pulau Bali hanya bisa dikunjungi melalui jalur laut dan jalur udara. Sedangkan untuk jalur darat sampai saat ini masih belum ada.
2. Konstruksi Cakar Ayam di tahun 1960
Meski jembatan penghubung Jawa-Bali hingga saat ini belum ada, ternyata pembangunan tol bebas hambatan dari Merak, Banten, hingga Pulau Bali pernah direncanakan pada tahun 1960-an. Usulan tersebut terkenal dengan nama konstruksi cakar ayam.
Pencetusnya mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, guru besar ITB. Usulan dari mendiang Profesor Dr Ir Sedyatmo, tersebut tadinya akan diberi nama Tri Nusa Bima Sakti.
Konstruksi ini akan menghubungkan tiga pulau, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Akan tetapi, ide brilian itu kandas lantaran menuai banyak tantangan dari berbagai pihak.
3. Jembatan Selat Bali tahun 2012
Setelah gagal di tahun 1960, pada tahun 2012 silam, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sempat mengusulkan untuk membangun jembatan Selat Bali dengan panjang 39 km. Pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini bertujuan untuk memperlancar laju ekonomi masyarakat.
Sayangnya, usulan tersebut kembali ditolak oleh masyarakat Bali. Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana turut mendukung penolakan tersebut.
Dikutip dari INews.id, berikut ini 3 alasan mengapa jembatan penghubung Jawa-Bali tidak ada sampai sekarang.
1. Kepercayaan masyarakat Bali
Alasan pertama mengapa jembatan penghubung Jawa-Bali tidak ada terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat. Ini erat kaitannya dengan mitologi yang dipercayai oleh mereka.
Masyarakat Bali yang masih berpegang teguh pada sejarah, tradisi, dan mitologinya memercayai jika dulunya Sang Dang Hyang Sidhimantra sengaja memisahkan Jawa-Bali agar pulau Bali terhindar dari hal-hal negatif dan kebudayaannya tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: inews.id