Bangun Ekosistem Kebudayaan, Putra Ki Enthus Susmono Usul Program Strategis ke Bupati Tegal

Bangun Ekosistem Kebudayaan, Putra Ki Enthus Susmono Usul Program Strategis ke Bupati Tegal

USUL- Ketua DKDKT Ki Haryo Susilo memberikan usul Desa Bangga Budaya kepada Bupati Tegal Umi Azizah demi bangun ekosistem kebudayaan. -YERI NOVELI-radartegal.disway.id

Hal ini dibuktikan dengan masih minim masyarakat yang berpofesi sebagai seniman dan budayawan. Padahal Kabupaten Tegal mempunyai potensi yang sangat tinggi dengan kekayaan seni dan budayanya.

Dalam kesempatan itu, ketua DKD-KT yang ditunjuk mewakili pelaksana kegiatan menyampaikan beberapa permasalahan terkait dengan kebudayaan dan mengusulkan program di hadapan bupati Tegal.

BACA JUGA:Meriah! Gunung Tanjung Festival Tampilkan Sintren, Jaran Ebeg, dan Ritual Tradisi Rebo Wekasan

BACA JUGA:Digelar di Solo, Festival Payung Indonesia Masuk dalam Kalender SPORTIVE 2023-Kemenparekraf RI

Ki Haryo menjelaskan bahwa idealnya sebuah kegiatan disusun berangkat dari sebuah permasalahan dan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan. Begitu pula dalam sudut pandang ekosistem kebudayaan. 

Kebudayaan seringkali dianggap hanya sebagai seremonial pentas seni belaka. Padahal terdapat 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang bisa diolah. 

Antara lain, adat istiadat, ritus, manuskrip, bahasa, kesenian, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, olahraga tradisional, dan permainan rakyat.

“Kurang terlihat kentalnya ekosistem kebudayaan di Kabupaten Tegal bisa dilihat dari minimnya profesi seniman dan budayawan," ungkapnya.

BACA JUGA:Gebyar Budaya Religi Meriahkan Harlah Yaumi Kabupaten Tegal Ke-35

BACA JUGA:Unik! Margadana Expo 2023 Diisi dengan Dialog Budaya dan Festival Layang-layang Nasional

Salah satu permasalahannya yakni, kurangnya lapangan pekerjaan dan apresiasi masyarakat terhadap seniman dan budayawan. Padahal jika dianalisis, saat apresiasi masyarakat kepada seniman dan budayawan tinggi, lapangan pekerjaan tersedia dan semakin terbuka lebar.

Dia menilai, generasi muda banyak sekali yang mencari pekerjaan dengan acuan upah minimum rata-rata (UMR). Padahal jika seniman dan budayawan diapresiasi tinggi oleh masyarakat atau istilah budayanya ”tanggapane laris”, profesi seniman bisa memperoleh pendapatan lebih dari UMR dalam satu bulan. 

Dengan demikian, angka perekonomian Kabupaten Tegal akan meningkat. Hal ini sejalan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana salah satu ukuran dari IPM dalah dari pelestarian kebudayaan.

”Betul saja, jika dilihat setiap ada kegiatan/event kebudayaan, roda perekonomian bergerak sangat masif. Pekerja seni, jasa penyedia panggung dan sound sistem, pedagang kecil dan UMKM, tukang parkir, bahkan petugas kebersihan bisa memperoleh penghasilan dari kegiatan tersebut. Dengan masifnya kegiatan seni dan budaya, pasti menjaga nilai-nilai luhur dan moralitas bangsa. Selain itu, masyarakat yang terlibat akan meningkat kesejahteraannya,” ungkapnya.

BACA JUGA:45 Sekolah Unjuk Kemampuan di Pancasakti Islamic Festival, 15 Grup Juga Bersaing

Sumber: disway jateng