Warisan Leluhur, Ini Sejumlah Mitos Kematian yang Masih Dipercaya Masyarakat Tegal

Warisan Leluhur, Ini Sejumlah Mitos Kematian yang Masih Dipercaya Masyarakat Tegal

Mitos Kematian yang Masih Dipercaya--

radartegal.com - Masyarakat Tegal masih mempertahankan beberapa mitos kematian yang masih dipercaya. Meskipun banyak dari mitos tersebut tidak memiliki dasar ilmiah, sebagian besar warga di kota ini menganggapnya sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang harus dihormati.

Mitos kematian masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Tegal, meskipun tingkat kepercayaannya bervariasi antara generasi dan individu.

Sebagian orang, terutama yang lebih tua atau mereka yang masih kental dengan tradisi budaya, terus memegang teguh kepercayaan ini sebagai bagian dari warisan leluhur dan cara untuk menghormati orang yang telah meninggal.

Dalam artikel Radartegal berikut ini, akan kami bahas mengenai beberapa mitos kematian yang masih banyak dipercaya masyarakat Tegal hingga saat ini. Simak artikel dibawah ini seksama ya!

BACA JUGA: Mitos Makhluk Mitologi Warak Ngendog Semarang yang Punya Banyak Makna

BACA JUGA: Mitos Beringin Kembar di Alun-alun Kidul Yogyakarta yang Terkenal Turun Temurun

Mitos kematian yang masih dipercaya

1. Mitos Kursi Bupati Tegal

5 Mitos tentang Kematian di Tegal yang Masih Dipercaya

Mitos tentang kursi Bupati Tegal berakar dari kisah-kisah lokal yang sering dikaitkan dengan nasib buruk atau "kutukan" bagi mereka yang menjabat. Konon, siapa pun yang duduk di kursi Bupati Tegal tidak akan pernah bertahan lama dalam jabatannya.

Beberapa cerita menyebutkan bahwa kursi tersebut seolah "menuntut" pengorbanan dari sang pemegang kekuasaan, baik dalam bentuk keputusan politik yang kontroversial, perselisihan internal, atau bahkan kegagalan dalam pemilu.

Mitos ini, meskipun sering dipandang sebagai khayalan, memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi publik dan ketegangan politik di wilayah tersebut.

2. Meninggal di Hari Sabtu Manis: Mitosnya Mengajak Teman

Dalam mitos Suku Jawa, kematian seseorang pada hari Sabtu diyakini dapat menular kepada orang lain, sehingga orang-orang di sekitarnya akan ikut meninggal dalam beberapa hari berikutnya. Di Tegal, terdapat mitos serupa, namun dengan penekanan khusus pada Hari Sabtu Manis.

BACA JUGA: 8 Mitos dan Pantangan Mendaki Gunung Lawu yang Tidak Boleh Disepelekan

BACA JUGA: Masih Dipercaya Warga Tegal, Begini Cerita Mitos Nyai Ronggeng dengan Kemampuannya

Untuk mengatasi hal ini, nisan makam orang yang meninggal pada Hari Sabtu Manis diganti dengan alat untuk menumbuk padi (alu).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: