Kental dengan Tradisi dan Budaya Leluhur, Beginilah Kehidupan di Kampung Naga

Kental dengan Tradisi dan Budaya Leluhur, Beginilah Kehidupan di Kampung Naga

Kampung Naga di Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya--https://www.youtube.com/watch?v=9DIlCbM76Bw&t=498s

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi dari setiap daerah. Sayangnya, budaya ini mulai memudar di masyarakat yang sudah tersentuh oleh modernitas dan teknologi. Rupanya masih ada kelompok kecil masyarakat yang mempertahankan budaya dan kehidupan tradisional, yaitu kampung adat.

Kampung adat adalah sebutan untuk kampung yang hidup berdasarkan adat yang sudah berjalan sejak zaman dahulu. Salah satu Kampung adat di Indonesia adalah Kampung Naga yang berlokasi di Tasikmalaya, tepatnya di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Jawa Barat.

Kampung Naga adalah sekumpulan masyarakat asli Sunda yang hidup dengan menjalankan tradisi leluhur. Lokasinya tepat di lembah bukit, dekat dengan Sungai Ciwulan. Untuk bisa ke kampung ini, perlu melakukan perjalanan sekitar satu jam dari Kabupaten Garut.

Dilansir dari Youtube Kacong Explorer, beginilah kehidupan penduduk di Kampung Naga.

BACA JUGA:Hati-Hati! Ini 8 Kota dan Kampung Mati di Indonesia, Jangan Coba-Coba Mengunjunginya!

Mempertahankan Kearifan Lokal dan Budaya Turun-Temurun

Yang pertama kali paling menonjol dari Kampung Naga adalah lingkungan rumah penduduknya. Rumah-rumah di sana adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu, bambu, dan atapnya berasal dari daun tepus dan daun ijuk. Rumah panggung itu disangga dengan empat batu yang diasah menjadi persegi.

Rumah-rumah dibangun dalam satu kawasan ini terpisah dari bagian luar kampung, yang berupa kolam-kolam ikan dan jambang. Pemisahan ini dengan pagar bambu silang bernama kandang jaga. Rumah warga harus berada di dalam batasan pagar tersebut.

Pekerjaan warga sebagian besar adalah petani. Mereka mengurus sawah dan kebun singkong, kayu, dan kapulaga. Sedangkan ibu-ibu mengurus pekerjaan rumah tangga. Dalam melakukan pekerjaan itu, warga Kampung Naga menggunakan alat-alat tradisional.

Mereka juga memanfaatkan pengetahuan tradisional untuk bertahan hidup. Misalnya, menggunakan susunan batu-batu kali untuk mempertahankan tanah agar tidak longsor.

Ada juga cara menjaga kayu bakar agar tidak kena rayap, yaitu menyimpan kayu bakar di samping rumah dengan penyangga bambu dan batu.

Hidup Tradisional Jauh dari Teknologi Modern

Penduduk biasa membuat alat sendiri, dengan bahan bambu dan kayu. Contohnya saringan atau tampah, kipas, dan alat pemotong padi tradisional. Karena di Kampung Naga tidak ada listrik, penerangan di malam hari menggunakan lampu petromaks.

Kebutuhan sehari-hari masih tradisional dan bertumpu pada alam. Ibu-ibu memasak dengan tungku tanah dengan kayu bakar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air seperti mencuci pakaian dan mandi, mereka mengambil dari sungai.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=9dilcbm76bw&t=498s