Sempat Jadi Cadangan, Mbah Soleh Jemaah Haji Tunanetra Akhirnya Berhasil ke Tanah Suci

Sempat Jadi Cadangan, Mbah Soleh Jemaah Haji Tunanetra Akhirnya Berhasil ke Tanah Suci

Mbah Soleh-Kemenag Jatim-

MAGETAN, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Sempat menjadi haji cadangan, Mbah Soleh, jemaah haji tunanetra asal Magetan, Jawa Timur berhasil berangkat ke tanah suci. Bersama istrinya, Putinah, kakek berusia 77 tahun menjalankan ibadah haji di Mekkah. 

Keinginan Mbah Soleh sendiri untuk berangkat ke tanah suci sudah terpendam cukup lama. Dia mengaku mendaftar haji pada tahun 2011. 

Karena sebelumnya hanya menjadi calon jemaah haji cadangan, Mbah Soleh mengaku terkejut saat mendapat panggilan untuk berangkat haji tahun ini. 

“Saya baru dua minggu yang lalu mendapatkan kabar kalau jadi berangkat ke Tanah Suci,” kata Mbah Soleh, dikutip dari laman Kemenag Jawa Timur.

Sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19, Mbah Soleh bersama istri tercinta akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.

“November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umroh atas bantuan anak-anak. Tidak disangka Mei 2023 saya berangkat lagi ke Tanah Suci untuk berhaji. Jadi dalam waktu 6 bulan saya ke Tanah Suci dua kali,” ungkapnya.

BACA JUGA:Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Tegal Tertua Usia 100 Tahun, Termuda 19 Tahun

Kakek bernama asli Moh Soleh, yang merupakan seorang tunanetra sangat bersyukur bisa berangkat ke Tanah Suci untuk mewujudkan mimpinya menjalankan rukun Islam ke lima.

Mbah Soleh ternyata bukan tuna netra sejak lahir. Dia mengalami musibah 46 tahun lalu, saat membongkar baterai hingga meledak mengenai bola matanya.

“Saya coba dengan menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah. Tiba-tiba meledak kena dua mata saya. Kedua mata saya rusak parah hingga sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi,” ujar dia.

Setelah insiden tersebut Mbah Soleh tidak bisa lagi bekerja di ladang. Istrinyalah yang menggantikan menjadi tulang punggung keluarga mencari nafkah demi menghidupi anak-anaknya.

Namun, Mbah Soleh tidak mau berdiam diri di rumah. Ia mencoba mencari peluang sebagai tukang pijit. 

Berbekal kemampuannya itulah ia dapat menghasilkan uang untuk membiayai anaknya kuliah sampai membeli tanah.

“Anak-anak saya ada empat, seharusnya enam yang dua sudah meninggal. Saat anak-anak masih sekolah, timbul niatan dalam hati saya kalau anak-anak sudah lulus kuliah, mentas semua, jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: