Ribetnya Mekanisme Penebusan Diklaim Biang Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Brebes
Ketua Komisi II menggelar evaluasi keluhan petani tentang kelangkaan pupuk bersubsidi dengan distributor dan dinas terkait.-Syamsul Falaq-
BACA JUGA:Lazisnu Kabupaten Tegal Diminta Jaga Kepercayaan Masyarakat
Sebab, berdasarkan RDKK DPKP mengklaim kebutuhan pupuk bersubsidi bagi petani dijamin cukup. Bahkan, bisa dikatakan stoknya melimpah tapi seolah-olah di lapangan cenderung langka.
Ternyata, masalahnya pada mekanisme penebusan barangkali perlu diperbaiki. Kemudian, kemampuan petani melakukan penebusan dengan mekanisme ketat Kartu Tani.
"Khusus wilayah selatan, memang KPL belum merata sehingga petani merasa kesulitan menebus pupuk bersubsidi," ujarnya.
Maryono menyampaikan, berdasarkan aduan petani terkait pelaksanaan tata niaga pupuk di tingkat KPL. Ternyata, masih banyak pupuk bersubsidi dijual dengan harga melebihi HET.
BACA JUGA:Tiba di Pemalang, Ini Data Lengkap 6 Jenazah ABK KM Anugrah Bhakti yang Keracunan Gas Freon
Kemudian, merasa kesulitan pupuk di wilayah Paguyangan dan Salem. Sebenarnya, pemicunya karena mekanisme penebusan pupuk saja yang diperketat.
Terpisah, perwakilan distributor pupuk bersubsidi Tomy menambahkan, pembahasan kelangkaan pupuk dengan Komisi II dan dinas terkait memang terfokus pada banyaknya keluhan kelangkaan pupuk.
Termasuk, penyimpangan pendistribusian pupuk bersubsidi dari daerah lain yang diedarkan di Brebes. Menurutnya, sistem penebusan pupuk bersubsidi bersumber pada teknis penggesekan Kartu Tani di KPL.
BACA JUGA:Belum Lama Dibangun Jalan Wanamulya-Sumberharjo Pemalang Rusak Lagi
"Sebenarnya, bukan kelangkaan pupuk tapi lebih pada ribetnya cara gesek kartu tani. Terlebih, mekanisme gesek dari provider perbankan memang sekarang berubah lagi," tandasnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: