Sriwijaya Air Jatuh ke Laut, Alvin Lie: Kemungkinan Cuaca Buruk Tidak Dapat Jadi Alasan
Pengamat penerbangan, Alvin Lie menilai jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 tidak berkaitan dengan usia pesawat.
"Walaupun pesawat usianya sudah 26 tahun, tapi asal perawatannya baik tidak ada masalah. Kemudian pesawat ini juga pernah dikandangkan oleh Sriwijaya antara 23 Maret sampai tanggal 23 Oktober, tahun lalu. Setelah itu sudah aktif lagi terbang," katanya.
Jika melihat data berdasarkan grafik kecepatan dan informasi lainnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kehilangan ketinggian secara drastis.
"Pesawat kehilangan ketinggian secara drastis pada ketinggian 10 ribu kaki, sedangkan kecepatan vertikal atau kecepatan turunnya mendekati 30 ribu kaki per menit. Jadi kalau ada di ketinggian 10 ribu kaki, pesawat terhempas ke permukaan hanya butuh sepertiga menit atau 20 detik," ungkapnya.
Dia berpendapat kemungkinan besar, ketika pesawat turun kehilangan ketinggian sedemikian cepat, pesawat sudah tidak dapat dikendalikan. Jika ditanya soal kemungkinan penyebab pesawat jatuh, Alvin mengungkapkan, kemungkinan cuaca buruk tidak dapat jadi alasan.
"Untuk unsur cuaca, rasa-rasanya nggak segitunya (pesawat sampai kehilangan ketinggian drastis), karena di saat yang sama banyak pesawat melakukan penerbangan di wilayah yang sama," jelasnya.
Kemungkinan lain, pesawat mengalami masalah sistem kendali. Jika masalah terjadi pada mesin, kondisi jatuhnya pesawat tidak akan seperti yang dialami Sriwijaya Air SJ-182.
"Jika masalah mesin, pesawat masih bisa melayang, begitu pula jika dua mesin mati. Pesawat masih bisa melayang dan dikendalikan untuk mendarat darurat," katanya.
Terkait tak adanya panggilan darurat, dia menilai, peristiwa mendadak dan begitu cepat. "Kemungkinan ini terjadi sedemikian cepat dan mendadak, sehingga pilot tidak sempat berbuat apa-apa," imbuhnya.
Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson Jauwena mengklaim kondisi pesawat Boeing 737-500 dengan kode penerbangan SJ-182 sehat sebelum mengudara. "Kondisi pesawat dalam keadaan sehat, karena sebelumnya terbang ke Pontianak, (armada) PP dan Pangkalpinang," jelasnya.
Jefferson mengatakan berdasarkan laporan dari tim maintenance, perawatan armada berjalan lancar.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memastikan akan mengusut tuntas tragedi tersebut. Untuk itu, pihaknya terus mengumpulkan bukti dan data-data.
Investigasi masih akan terus dilakukan. Pihaknya, kata Soerjanto juga berkoordinasi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat yaitu National Transportation Safety Board (NTSB) untuk menginvestigasi penyebab pesawat jatuh.
"Sesuai dengan aturan yang ada, kami harus memberikan informasi kepada authority atau KNKT Amerika yaitu NTSB. Ini sudah kami lakukan pemberitahuan kepada EPO di pesawat Sriwijaya bahwa penumpangnya semua Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: