17 Mitos Kesehatan yang Tidak Perlu Anda Percaya di Tahun 2025
KESEHATAN - Banyak mitos kesehatan muncul karena tradisi, kebiasaan turun-temurun, atau informasi yang tersebar tanpa dasar ilmiah. -pixabay.com/Maryseh - radartegal.com-
BACA JUGA: Sejarah Kelam dan Mitos Hutan Alas Roban yang Legendaris
BACA JUGA: Mitos Sendangsono di Kulon Progo Konon Bisa Berikan Berkah
15. Kerokan dan Pijat Bisa Menyembuhkan Angin Duduk
Istilah “angin duduk” sering digunakan masyarakat untuk menggambarkan nyeri dada mendadak, padahal ini bisa jadi gejala penyakit jantung koroner.
Mengandalkan kerokan atau pijat bisa berbahaya dan menunda penanganan medis. Jika merasakan nyeri dada berat, segera ke dokter.
16. Menggeretakkan Jari Menyebabkan Arthritis
Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa kebiasaan menggeretakkan sendi jari menyebabkan radang sendi (arthritis). Arthritis umumnya disebabkan oleh faktor genetik, autoimun, atau penuaan.
Namun, kebiasaan ini tetap bisa mengganggu orang lain dan menimbulkan gangguan sendi ringan dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Mitos di Balik Keindahan Kawah Putih Ciwidey, Danau yang Menyimpan Cerita Mistis
BACA JUGA: Mitos Gua Ngerong di Tuban saat Jumat Pahing, Ada Apa?
17. Harus Minum 8 Gelas Air Putih per Hari
Kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda, tergantung usia, aktivitas, cuaca, dan kondisi medis.
Tidak harus terpaku pada angka 8 gelas, yang penting adalah memperhatikan tanda dehidrasi seperti bibir kering, warna urin, dan rasa haus. Minum sesuai kebutuhan tubuh adalah yang terbaik.
Waspadai Mitos, Prioritaskan Fakta
Banyak mitos kesehatan muncul karena tradisi, kebiasaan turun-temurun, atau informasi yang tersebar tanpa dasar ilmiah.
Meskipun beberapa terdengar masuk akal, penting untuk mengacu pada sumber terpercaya seperti WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan jurnal ilmiah ketika ingin memastikan kebenaran informasi kesehatan.
BACA JUGA: Mitos Gunung Ciremai yang Penuh Kesan Mistis, Pertarungan Gaib demi Ajian Jaran Goyang
BACA JUGA: Mitos Suara Kerikil di Atap Rumah saat Malam Hari
Langkah terbaik adalah berkonsultasi langsung dengan tenaga medis profesional sebelum mempercayai informasi kesehatan yang Anda baca di media sosial atau didengar dari orang sekitar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



