Temuan situs Liyangan di Lahan Penambangan Pasir Lereng Gunung Sindoro, Ubah Desa Purbosari Jadi Desa wisata

Kamis 27-07-2023,20:41 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID -Situs Liyangan berada di Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Pertama kali situs ini ditemukan tahun 2008 oleh penduduk setempat  saat menggali pasir kemudian sejak temuan  tersebut mampu mengubah wajah dusun menjadi desa wisata.

Menurut   penelitian para ahli,   situs Liyangan merupakan bekas   pemukiman   kuno yang   diduga   peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.    Kemudian juga memiliki   karakter kompleks dan telah ada sejak   beberapa abad   sebelumnya   berdiri Kerajaan Mataram Kuno.

 Sejarah Awal Penemuan Situs Liyangan

Sebelum seperti sekarang, desa wisata   Purbosari hanyalah desa pada umumnya yang sebagian besar   warga bekerja   menjadi petani   tembakau dan penambang pasir.

 Desa yang terletak lereng timur Gunung   Sindoro ketinggian 700-1200   mdpl juga sebagai lokasi penambangan golongan C, yakni    penambangan   pasir dan batu. Sudah bertahun-tahun warga setempat melakukan penambangan pasir maupun batu.

Namun, entah bagaimana   cara menggali pasir dilakukan para penambang   pasir tanpa sengaja   menemukan benda   bersejarah. Setelah    digali lebih  dalam benda tersebut mirip   seperti batu   candi.

Komplek Pemukiman Mataram Kuno

Sejak penemuan benda bersejarah mirip batu   candi di lahan penambangan pasir kemudian aktivitas   penambangan dihentikan sementara waktu. Akhirnya pula Balai arkeologi Yogyakarta terus melakukan penelitian menemukan bukti mengejutkan bahwa benda batu   andesit ditemukan   para penambang adalah bagian dari    kompleks pemukiman Mataram Kuno.

Situs Liyangan

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa batuan andesit yang ditemukan di lokasi penambangan   pasir di Dusun Liyangan oleh para penambang mirip batu candi. Kemudian sesudah dilakukan penelitian para arkelog mengatakan benda tersebut bekas pemukiman Mataram Kuno dan selanjutnya dinamakan Situs Liyangan.

BACA JUGA:Rumah Doa atau Tempat Wisata? Inilah Sejarah Singkat Gereja Ayam Magelang, Harga Tiket dan Jam Buka

Kompleks situs Liyangan yang ditemukan di kawasan Dusun Liyangan sekitar 6000 meter yang diduga   masih banyak peninggalan sejarah terpendam dalam tanah.Luas situs diperkirakan mencapai 5-6 hektar   sampai sekarang terus dilakukan eksvansi menggali lebih jauh

Dusun Liyangan Berubah Jadi Desa Wisata Purbosari

Semenjak temuan batu andesit mirip batu candi   yang ternyata   pemukiman   Mataram kuno kemudian dinamakan Situs Liyangan.   Situs   Liyangan   sampai sekarang menjelma destinasi desa wisata terus menerus pusat perhatian masyarakat   Indonesia.

Masyarakat dari   berbagai daerah sekitar Temanggung   makin penasaran atas temuan benda-benda bersejarah. Mereka rela datang jauh-jauh   meluangkan waktu sejenak hanya untuk   menyaksikan Situs Liyangan.

Kolam Renang   Cinta

Setelah berkembang menjadi desa wisata   Purbosari  ada sejumlah spot   wisata yang   indah salah satunya   kolam   renang Cinta. Desain kolam   menyerupai hati   dikelilingi pepohonan    dan perkebunan sayur mayur kemudian dikenal   dengan nama kolam renang cinta.

BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Unik Tentang Desa Kandang Sapi di Kabupaten Sragen

Lokasi kolam berada dilereng Gunung   Sindoro   kemudian   air berasal dari mata air Umbul Tempurung. Kemudian kolam renang terdiri 3  yang masing-masing memiliki kedalaman berbeda dan sekelilingnya pelbagai ornamen dan tanaman hias.

Kearifan Budaya   Lokal

Walaupun Dusun Liyangan menjelma desa wisata Purbosari kearifan budaya   lokal tetap dipertahankan. Hal itu terlihat   dari tradisi   nyadran Lepen yang digelar    jelang bulan ramadhan setiap tahunnya.

Budaya lokal lain   masih tetap lestari adalah kirab budaya Merti Tirta Amerti Bhumi yang digelar   sekitar Situs   Liyangan. Ritual   yang   diadakan di Dusun Liyangan Desa Purbosari kembali eksis pada   30   September 2022.

Setelah   dua   tahun   vakum   dampak dari Pandemi   Covid-19 yang dihadiri warga   di luar   kecamatan dan kabupaten   mengikuti prosesi kirab.   Ritual kirab diawali   arak-arakan gunungan berisi   hasil bumi dari balai   desa   ke lokasi ritual situs Liyangan.

Tiba di lokasi situs   sesepuh   lantas mengambil   air   suci dari sumber mata air. Selanjutnya acara berdoa atas rezeki   dan ungkapan rasa   syukur kemudian gunungan hasil bumi dibagikan pada warga. Lantaran terlalu banyak   pengunjung   akhirnya   berebut   dan diyakini siapa mendapatkannya   rezeki lancar.*

 

Kategori :