JAKARTA - Keluarga Brigadir Nopryansah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J seharusnya juga meminta ke Kapolri untuk Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran ikut dicopot. Saran itu diungkapkan politisi kawakan, Arief Poyuono.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diketahui telah mencopot dan menonaktifkan Karo Paminal Divisi Propam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto dari jabatannya.
Keputusan Kapolri itu menyusul dicopotnya Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Pencopotan dua jenderal dan satu kombes ini dalam upaya menjaga independensi penanganan perkara baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Politisi kawakan Arief Poyuono mengatakan, keputusan Jenderal Sigit menonaktifkan dua jenderal dan satu kombes tersebut sudah tepat. Terlebih, keluarga Brigadir J yang menjadi korban tewas pada penembakan itu sudah melaporkan ke Bareskrim Polri terkait dugaan pembunuhan berencana.
Tetapi, pada sisi lain Arief Poyuono meminta agar semua pihak yang terkait pada kasus itu sejak awal dinonaktifkan. Utamanya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang sempat viral dengan momen berpelukan dengan Irjen Ferdy Sambo.
“Kadiv Propam, Karo Paminal, Kapolres Jaksel dinonaktifkan dalam peristiwa tewasnya Brigadir J. Lalu bagaimana dengan Kapolda Metro Jaya yang berpelukan dengan Ferdi Sambo kayak film Teletubies,” ujar Arief kepada wartawan, Kamis (21/7).
Arief mengaku, juga tidak habis pikir dengan kuasa hukum keluarga Brigadir J yang tidak menuntut Fadil Imran dinonaktifkan sebagai Kapolda.
“Kalau mau fair sih dan penyelidikan peristiwa tewas Brigadir J lebih independen untuk disidik, pengacaranya Brigadir J harusnya juga minta Kapolda Metro Jaya dicopot,” terangnya.
“Apalagi penyidikan kasus Brigadir J, Polda Metro Jaya juga ikut menyidik tuh,” ungkap Arief Poyuono. (*)