Manisan khas Tegal Jajan Elit di Zaman Belanda, Apa Penyebab hampir Punahnya Kuliner Ini?
KULINER TEGAL - Manisan buah khas Tegal mungkin tidak lagi sepopuler dulu, tetapi bukan berarti ia harus terlupakan. Seiring dengan upaya pelestarian oleh penjual manisan.-(dok. istimewa)-
TEGAL, radartegal.com - Manisan khas TEGAL salah satu kuliner legendaris yang berasal dari TEGAL, Jawa Tengah, yang memiliki sejarah panjang dan ikatan erat dengan kalangan elit, terutama pada masa penjajahan Belanda.
Di zaman itu, manisan khas Tegal tidak hanya dianggap sebagai cemilan, tetapi juga simbol status sosial bagi kalangan ningrat dan orang Belanda yang tinggal di daerah tersebut.
Namun, manisan khas Tegal kini menghadapi ancaman kepunahan, seiring dengan perubahan zaman dan preferensi konsumsi yang semakin bergeser.
Lantas apa dan bagaimana, serta penyebab manisan khas Tegal nyaris punah? Simak ulasan lebih lanjut di bawah ini yang kami kutip dari medcom.id.
Manisan khas Tegal
Manisan buah tradisional Tegal terbuat dari buah segar seperti cermei dan pepaya, yang direndam dalam bumbu pemanis. Proses pembuatannya yang rumit dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan manisan berkualitas membuatnya menjadi hidangan yang dianggap istimewa pada zamannya.
Manisan ini sangat populer di kalangan kalangan elit pada masa penjajahan Belanda, termasuk orang Belanda yang tinggal di Tegal. Keistimewaan rasa dan cara penyajiannya yang unik menjadikan manisan buah ini menjadi lambang kemewahan dan budaya pada saat itu.
BACA JUGA: Mencicipi Kuliner Khas Tegal yang Enak dan Murah, Pasti Bikin Ketagihan
BACA JUGA: Unik, Ini 5 Kuliner Brebes yang Rasanya Kurang Cocok untuk Lidah Pendatang
Saat itu, masyarakat kelas atas seringkali menikmati manisan buah sebagai bagian dari jamuan makan atau sebagai cemilan saat bersantai. Bahkan, bagi sebagian orang, konsumsi manisan ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.
Meskipun telah berusia lebih dari seratus tahun, beberapa warung manisan buah tradisional masih bisa ditemukan di Tegal, khususnya di OW Guci, meskipun jumlahnya semakin berkurang. Salah satu warung yang sudah ada sejak tahun 1912 menjadi saksi bisu dari bertahannya tradisi ini hingga kini.
Meskipun manisan buah tradisional Tegal ini masih ada, keberadaannya terancam punah oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan perubahan gaya hidup masyarakat dan perkembangan industri makanan.
Penyebab manisan khas Tegal hampir punah
Penyebab utama mengapa manisan buah khas Tegal hampir punah adalah persaingan dengan produk makanan modern. Manisan buah kemasan pabrikan, yang banyak tersedia dalam bentuk kaleng atau kemasan plastik, semakin diminati oleh konsumen.
BACA JUGA: Jadi Pilihan Wisatawan, Ini Review Kuliner Sate Kelinci Guci Tegal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: