Penyembelih Hewan Kurban di Kabupaten Tegal Disarankan Tutup Aurat, Ternyata Ini Alasannya
BIMTEK - Ketua DPW Juleha Jateng Eri Gunarto didampingi Ketua DPD Juleha Tegal Isa Herdiansyah di sela-sela bimtek bagi penyembelih hewan kurban di Kabupaten Tegal di Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, Selasa, 4 Juni 2024.-Yeri Noveli-Radartegal.disway.id
SLAWI, radartegal.id - Tukang jagal atau penyembelih hewan kurban di Kabupaten Tegal disarankan tutup aurat. Hal itu tentu bukan tanpa alasan.
Meski tidak disyariatkan dalam Islam, para penyembelih hewan kurban di Kabupaten Tegal tetap diminta menutup aurat karena terkait adab dan etika. Hal ini seperti ditegaskan Ketua DPW Juru Sembelih Halal (Juleha) Jawa Tengah Eri Gunarto di sela-sela acara bimbingan teknis (Bimtek) dan pelatihan Juleha, di Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, Selasa, 4 Juni 2024.
Selain menutup aurat, dia meminta, para penyembelih hewan kurban di Kabupaten Tegal wajib mentaati slogan Asuh, yakni aman, sehat, utuh dan halal. Artinya, aman tidak terkontaminasi dengan bahan cemaran apa pun.
Sehat hewannya, utuh tidak tercampur dengan bagian hewan yang tidak halal, dan halal secara zat dan bukan hewan curian.
BACA JUGA: Jamin Proses Penyembelihan Halal, 60 Juleha di Brebes Jalani Uji Sertifikasi Kompetensi
BACA JUGA: Keren! 60 Juleha di Brebes Ikuti Sertifikasi Kompetensi Berstandar Internasional
"Di Jateng sudah ada 25 DPD Juleha. Tinggal 10 kabupaten/ kota yang belum ada Juleha, dan tahun ini akan dibentuk semuanya," sambung pria yang biasa disapa Kang Ergun itu.
Lebih lanjut dikatakan Ergun, soal kewajiban penyembelih hewan kurban.
"Kalau dalam Islam, yang diwajibkan penyembelih hewan kurban adalah beragama Islam, sholat dan membaca doa. Tapi alangkah baiknya saat menyembelih menutup auratnya, jangan pakai celana pendek. Minimal sarung atau celana panjang," kata dia.
Menurut Ergun, proses penyembelihan hewan secara halal dimulai dari kompetensi ibadah penyembelih, kesehatan hewan, perlengkapan kerja, keselamatan kerja hingga menyiapkan perlengkapan serta menentukan status kematian hewan.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha 2023, Dinas Peternakan Brebes Siapkan Juleha
BACA JUGA: Jaga Pasokan Jelang Idul Adha, Pj Bupati Brebes Cek Kesiapan Hewan Kurban di Wilayahnya
"Ini titik kritis yang harus dipahami semua Juleha, yakni menentukan kematian hewan, apakah tanda-tanda kematian sudah hilang atau belum. Jika hal itu diabaikan, maka kualitas daging dan status halal diragukan," kata pria yang akrab disapa Kang Ergun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: