Korban Bencana Tanah Bergerak di Sridadi-Sirampog Brebes Bertambah, Total Sudah Ada 80 Rumah

Korban Bencana Tanah Bergerak di Sridadi-Sirampog Brebes Bertambah, Total Sudah Ada 80 Rumah

Warga Desa Sridadi saat mengecek kondisi rumah yang rusak akibat terjadi tanah bergerak.(istimewa)--

RADAR TEGAL - Korban bencana tanah bergerak di Dukuh Limbangan Desa Sridadi Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes terus bertambah. Total, ada 80 rumah yang terdampak bencana tanah bergerak di desa tersebut.

Tidak hanya merusak rumah warga, bencana tanah bergerak juga merusak infrastruktur jalan. Salah satunya jalan beton perkampungan Dukuh Limbangan yang mengalami kerusakan dan tidak bisa dilalui.

Data dari Pemerintah Desa (Pemdes) Sridadi, jumlah rumah ambruk akibat bencana tanah bergerak, saat ini sudah mencapai 80 rumah. Dari sebelumnya berjumlah 76 rumah.

Kepala Desa (Kades) Sridadi Sudiryo mengatakan, akibat gerakan tanah yang masih terjadi, menyebabkan 91 KK dari total 259 jiwa, harus meninggalkan rumahnya yang ambruk. Hal ini karena rumah mereka sudah tidak bisa ditempati lagi akibat bencana tanah bergerak.

BACA JUGA: Anggota DPRD Prihatin Banyak Rumah Rusak Akibat Tanah Bergerak di Brebes

“Pergeseran tanah masih terjadi, bahkan jalan desa yang terbuat dari beton juga sudah tak bisa dilalui, karena rusak parah” ujarnya.

Bahkan, posko pengungsian yang sempat dibuat juga sudah mulai ditinggalkan oleh pengungsi. Mereka memilih untuk sementara waktu tinggal di rumah saudaranya.

“Karena relawan seperti di bagian dapur umum kan, masing-masing sibuk di rumahnya karena ini bulan puasa,” jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini masih ada sejumlah KK yang menempati pemukiman sementara (huntara), di pedukuhan Limbangan Kulon yang juga sama-sama daerah rawan bencana tanah bergerak. Namun, warga berharap segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.

BACA JUGA: 238 Jiwa Terdampak Bencana Tanah Bergerak di Brebes, 134 Diantaranya Mengungsi ke Saudara

“Sayangnya kami belum memiliki lahan di daerah yang aman ditempati dari bencana tanah bergerak. Pemprov bisa membantu pembangunan rumah tapi syaratnya ada lahannya terlebih dahulu. Ini yang sedang kami pikirkan,” jelasnya.

Sementara salah satu warga setempat Santoso, saat ditemui tengah mengambil sisa bahan besi yang masih bisa dimanfaatkan menjelaskan, bahwa saat ini dua dan keluarganya terpaksa menginap atau mengungsi di rumah keponakannya.

"Tapi karena saya ada dua KK, bersama dengan anak saya yang sudah berkeluarga. Maka nanti anak saya akan pindah mengungsi di rumah saudaranya yang lain di Pemalang. Kami mohon pemerintah secepatnya bisa merelokasi dan membangunkan rumah buat kami para korban bencana tanah bergerak," simpulnya. (*)

Sumber: