52.210 Petani di Kabupaten Tegal Terapkan Teknologi Modern, Unit Usaha Turun

52.210 Petani di Kabupaten Tegal Terapkan Teknologi Modern, Unit Usaha Turun

SENSUS PERTANIAN- Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud (tengah) saat diseminasi hasil sensus pertanian yang memuat data petani di Kabupaten Tegal.-Istimewa-radartegal.disway.id

RADAR TEGAL - Jumlah petani di Kabupaten Tegal yang sudah menerapkan teknologi modern ternyata sudah hampir separuhnya. Tercatat 52.210 atau 47,30 persen dari 110.372 petani di Kabupaten Tegal telah menerapkan teknologi modern.

Teknologi yang digunakan petani di Kabupaten Tegal seperti penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Sebagian kecil petani ada yang sudah menggunakan teknologi digital.

Para petani di Kabupaten Tegal tersebut menggunakan internet, telpon pintar atau teknologi informasi, drone, hingga kecerdasan buatan untuk mendukung budidaya pertaniannya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji menyinggung petani di Kabupaten Tegal saat berlangsung kegiatan Diseminasi Hasil Sensus Pertanian Tahun 2023 Tahap Satu atau ST2023 Tahap Satu di Hotel Grand Dian, Slawi, Selasa 12 Desember 2023.

BACA JUGA:Dua Pekan Kekeringan, Petani Bawang di Losari dan Tanjung, Brebes Akhinya Dapat Pasokan Air

Ada 3 isu besar pertanian

Terkait petani di Kabupaten Tegal, Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud mengatakan setidaknya ada tiga isu besar yang akan dihadapi sektor pertanian ini. Yaitu ancaman ketahanan pangan, kualitas dan keamanan pangan, dan isu keberlanjutan.

Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian ini cenderung lebih lambat dibandingkan sektor industri pengolahan dan perdagangan yang sudah adaptif dengan teknologi industri 4.0 ataupun marketplace di era digital society 5.0 seperti sekarang ini.

Bahkan, proporsinya terhadap struktur ekonomi di Kabupaten Tegal terus menurun hingga di angka 12,04 persen dibandingkan sektor industri pengolahan yang sebesar 32,35 persen dan perdagangan 16,05 persen. Hal ini bisa juga terkait dengan pengetahuan dan adopsi teknologi pertanian modern yang menurutnya masih cukup rendah di kalangan petani di Kabupaten Tegal.

Padahal, dengan teknologi modern, bibit unggul hasil rekayasa genetika petani bisa meningkatkan hasil panen dan menekan biaya produksi.

BACA JUGA:Ketua DPRD Jateng Sebut Petani Tidak Bingung Lagi Pupuk Mahal, Panen Mina Padi di Karanganyar Melimpah

Terkait isu keberlanjutan, lanjut Amir, sektor pertanian dihadapkan pada alih fungsi lahan pertanian ke lahan industri. Perumahan-permukiman, perubahan iklim, dan kondisi kesejahteraan petani untuk mempertahankan produksi pangan. 

Di samping petani di Kabupaten Tegal lebih banyak berusia lanjut.

Sumber: