Bocah SD di Cirebon Praktek Bullying usai Sosialisasi Bahaya Perundungan, Kok Bisa?

Bocah SD di Cirebon Praktek Bullying usai Sosialisasi Bahaya Perundungan, Kok Bisa?

Ilustrasi bullying-Tangkapan Layar-

RADAR TEGAL- Diduga salah memaknai maksud sosialisasi bahaya perundungan, bocah SD di Cirebon justru praktek bullying usai mendapatkan sosialisasi. Kejadian tersebut bahkan sempat terekam kamera.

Video tersebut menjadi viral dan diduga aksi perundungan itu dilakukan oleh bocah SD di Kabupaten Cirebon. Dalam video tersebut, tampak dua pelajar SD menjadi bulan-bulanan kelompok pelajar SD lainnya.

Selain melakukan pukulan, salah satu anak terlihat melakukan tendangan ke siswa lain yang menjadi korban. Sekelompok siswa SD di Kabupaten Cirebon itu diduga melakukan tindakan bullying atau perundungan setelah sebelumnya mengikuti sosialisasi bahaya aksi tersebut.

Kejadian perundungan tersebut, terjadi pada hari Sabtu 18 November 2023, di sekolah SD yang ada di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

BACA JUGA:Gadis Remaja di Cirebon Diduga Jadi Korban Perundungan, Videonya Viral!

Dikutip dari Radar Cirebon, Angga Permana, kepala SDN 1 Wanasaba Lor mengatakan, pemicu aksi perundungan diduga karena siswa SD tersebut salah memaknai tentang bahaya perundungan.

Menurut Angga, sebelumnya salah satu kelompok bocah SD tersebut, mendapat sosialisasi tentang bahaya perundungan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa.

Dalam sosialisasi bahaya perundungan itu, diselingi dengan menampilkan cuplikan video-video aksi bullying.

"Pikiran negatif saya, anak-anak salah memaknai bahaya perundungan tersebut," kata Angga, Rabu 22 November 2023.

BACA JUGA:SMPN 1 Adiwerna Gelar Seminar Pendidikan Seks dan Pencegahan Perundungan di Sekolah

Dalam pikiran anak-anak, sambung Angga, melakukan perundungan berarti bisa masuk video kemudian ditayangkan dan banyak ditonton orang.

Karena sebelum kejadian sebut Angga, sekelompok anak SD yang sudah mendapat sosialisasi perundungan itu, mendatangi sekolah lain, Sabtu 18 November 2023.

Kelompok anak SD tersebut, lanjut Angga, kemudian mengajak siswa SD yang didatanginya itu ke sebuah lokasi yang sudah ditentukan.

"Mereka datang ke sekolah lain tanpa sepengetahuan guru-guru, dilakukan di jam istirahat," papar Angga.

Sumber: