3 Misteri Candi Sukuh, Pernah Ada Konflik Hebat Berujung Kematian

3 Misteri Candi Sukuh, Pernah Ada Konflik Hebat Berujung Kematian

Misteri Candi Sukuh dalam Prasasti Berangka Tahun 1441 M dan 1442 M di balik Arca Garuda--

RADAR TEGAL - Konon, Candi Sukuh didirikan sebagai ruwatan, melihat bentuknya yang terbagi menjadi tiga teras. Hal tersebut dilakukan karena sebelumnya pernah ada konflik hebat yang berujung kematian di sana. 

Candi Sukuh sendiri dibangun pada era Majapahit, tepatnya setelah berbagai bencana susulan melanda warga pasca Perang Paregreg. Mulai dari bencana gunung meletus hingga bencana kelaparan. 

BACA JUGA:3 Mitos Candi Sukuh, Konon sebagai Ruwatan Majapahit Pasca Perang Paregreg

Karena itu, ada dugaan bahwa Candi Sukuh dibangun sebagai bentuk ruwatan Majapahit dalam artikel sebelumnya. Namun, dugaan lain adalah terjadinya konflik agama, karena konon bekas wilayah kadewaguruan. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 misteri Candi Sukuh

BACA JUGA:3 Fakta Menarik Candi Morangan, Bukti Kaum Ilmuwan Elit Jawa Kuno

3 Misteri Candi Sukuh

1. Markas kadewaguruan di Gunung Lawu

Kadewaguruan adalah lembaga pendidikan agama yang marak di masa Majapahit. Menurut arkeolog, candi yang diduga bekas kadewaguruan biasanya mempunyai empat ciri. 

Ciri-ciri tersebut, yakni halamannya luas, ada temuan gerabah dan keramik, ada artefak keagamaan, serta jauh dari keramaian. Candi Sukuh dianggap memenuhi semua kriteria itu.

Bahkan, Serat Centini dari abad 19 pun menyebut bahwa daerah Sukuh di lereng Lawu banyak memiliki pura. Hal ini dikarenakan Gunung Lawu masih dianggap suci, sebagai bagian dari guguran Gunung Mahameru saat dipindah ke Jawa. 

BACA JUGA:3 Bangunan Suci di Gunung Sindoro, Bukti Wilayah Perdikan Jawa Kuno

2. Kematian yang identik kisah tantri bangau

Ada dua prasasti Garuda di candi ini yang memuat gambaran mengerikan, yakni berangka tahun 1441 M dan 1442 M. Prasasti pertama (1441 M) berisi kutipan "Lamanya Rajeg Wesi ketika diserang oleh orang Medang".

Sumber: youtube asisi channel