4 Candi di Gunung Kidul Ini Konon Tempat Pelarian Brawijaya, Benarkah?
4 Tempat Pelarian Brawijaya di Gunung Kidul: Candi Plembutan (kiri atas), Candi Pulutan (kiri bawah), Candi Dengok (kanan atas), Candi Risan (kanan bawah)--
RADAR TEGAL - Majapahit, kerajaan terbesar di Nusantara akhirnya runtuh, setelah kekalahannya melawan Demak sebagaimana tercatat dalam Suma Oriental. Namun, masyarakat Jawa percaya bahwa ada 4 tempat pelarian Brawijaya saat keruntuhan Majapahit terjadi.
Menurut Serat Kanda dan Darmogandul, Brawijaya melarikan diri bersama pasukannya tanpa peperangan. Masyarakat Gunung Kidul percaya ada 4 candi yang menjadi tempat pelarian Brawijaya, sedangkan yang lain percaya Brawijaya moksa maupun melakukan pati obong di tempat lain.
BACA JUGA:Sejarah Bagaimana Kerajaan Majapahit Mengusir Pasukan Mongol Mundur Saat Akan Menaklukan Pulau Jawa
Meski secara historis diragukan, kepercayaan bahwa Gunung Kidul menjadi tempat pelarian Brawijaya sangat kuat di masyarakat. Terlebih di sana ditemukan situs dan candi bercorak Hindu dan Buddha.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa candi yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 4 tempat pelarian Brawijaya di Gunung Kidul.
4 Tempat pelarian Brawijaya di Gunung Kidul
1. Candi Plembutan, eks kerajaan lelembut yang dijarah VOC
Candi Plembutan yang terbuat dari batu putih telah runtuh sempurna menyisakan batas kaki candi. Dari sisa tangga, terlihat bahwa candinya menghadap ke barat.
Menurut cerita warga setempat, tempat tersebut dulunya hanya berupa gundukan di tengah hutan yang dipercaya sebagai istana lelembut. Dari situlah, nama Plembutan berasal.
Kemungkinan erosi menyebabkan gundukan tersebut terus terkikis dan menampakkan batu-batu candi. Ekskavasi pun dilakukan dua kali pada tahun 1997 dan 2000.
Sayangnya, saat ekskavasi, ditemukan tanda-tanda bahwa Candi Plembutan hancur karena dijarah. Penjarahan tersebut diduga dilakukan pada zaman kolonial karena ditemukan mata uang VOC di sumurannya.
Ada beberapa artefak yang berhasil diamankan, yakni arca Agastya, Siwa Mahaguru, Ganesha, dan umpak, serta beberapa fragmen arca, Yoni, dan gerabah. Karena itulah, candi ini diidentifikasi sebagai tempat ritual penganut Hindu-Siwa.
Dari gaya artefaknya, diduga bahwa candi ini berasal dari masa Medang, yakni antara abad 8 - 10 M.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel