4 Candi di Gunung Kidul Ini Konon Tempat Pelarian Brawijaya, Benarkah?
4 Tempat Pelarian Brawijaya di Gunung Kidul: Candi Plembutan (kiri atas), Candi Pulutan (kiri bawah), Candi Dengok (kanan atas), Candi Risan (kanan bawah)--
BACA JUGA:Dulunya Pertambangan Majapahit, Ini 5 Fakta Situs Goa Suci yang Mirip Kompleks Petra
2. Candi Pulutan, petilasan Joko Tingkir
Candi Pulutan hanya berjarak sekitar 2 km dari Candi Plembutan, lokasinya berada di dekat perbukitan kapur yang tanahnya tandus dan kering.
Candi Pulutan sebenarnya juga berfungsi sebagai tempat penampungan artefak dari berbagai situs lainnya, seperti Situs Getas dan Mojosari. Selain itu, area dekat pos diisi oleh jejeran artefak megalitik, berupa tugu-tugu menhir dari Situs Wareng.
Sayangnya, candi ini bernasib sama dengan Candi Plembutan, tidak selamat dari penjarahan. Kini yang tersisa hanyalah berupa gundukan tanah.
Di bawah gundukan candi ini, dapat dilihat bahwa struktur sisa candi menghadap ke timur. Pada tahun 2013, dilakukan ekskavasi dengan hasil penemuan beberapa arca, yakni Ganesha, Agastya, dan Durga.
Pemilihan lokasinya yang berada di dekat aliran sungai memunculkan dugaan bahwa area ini di masa lalu masih sekompleks dengan Candi Plembutan. Kemungkinan merupakan candi karesian atau kadewaguruan, karena lokasinya terpencil.
Uniknya, dalam tradisi masyarakat, Candi Pulutan diyakini sebagai petilasan tokoh Jawa Baru, yakni Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, raja pertama Pajang yang menaklukkan Demak.
Penyebabnya ada sungai dekat candi ini bernama Kali Banyubiru, identik dengan Ki Ageng Banyubiru, yang menurut Babad Tanah Jawi (1722 M) adalah salah satu guru Joko Tingkir.
Namun, bentuk artefak kemuncak candi yang ditemukan di Candi Pulutan ini justru membuktikan bahwa candi tersebut berasal dari zaman Kerajaan Medang.
3. Candi Dengok, buatan wong Majapahit
Jarak antara Candi Pulutan dengan Candi Dengok sekitar 11 km. Bagian yang tersisa dari candi ini hanyalah batu yang berserakan dililit akar pohon.
Menurut warga setempat, dulu di Candi Dengok terdapat patung pria gendut, sapi, dan perempuan, yakni diduga sebagai Agastya, Nandi, dan Durga Mahesasuramardini, hilang dicuri. Ada dugaan bahwa arca-arca tersebut dikeramatkan.
Apalagi warga meyakini bahwa candi berbahan batu putih ini dibangun wong Majapahit. Namun, yang tersisa hanyalah potongan arca, kemuncak, dan sebuah patok yang sering dikira Lingga.
Dari kemuncak tersebut, dapat diketahui bahwa Candi Dengok dibangun pada periode Kerajaan Medang. Hal ini karena gaya kemuncaknya berbeda dengan kemuncak Majapahit yang cenderung kotak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel