Kotagede Pernah Jadi Ibukota Kerajaan Mataram Islam, Pasar Gedhe dan Omah Kalang Jadi Saksi Sejarah

Kotagede Pernah Jadi  Ibukota Kerajaan Mataram Islam,  Pasar Gedhe dan  Omah Kalang  Jadi Saksi Sejarah

Omah Kalang Kotagede-Instagram@aisyah_aiinii-

RADARTEGAL.DISWAY.ID-The Old Capital City begitulah sebagian orang menyebut Kotagede, karena  menyimpan  cerita sejarah Mataram Islam. Kotagede dikenal sebagai  kota tua  ada di Yogyakarta yang diduga ibukota Kerajaan Mataram Islam yang pertama.

Masa kejayaan Mataram Islam berlangsung pada  abad ke-16 yang waktu itu dijadikan pusat politik. Kemudian sosial budaya, keagamaan dan pusat ekonomi  masyarakat  menjadikan Kotagede sebagai  kota peradapan  Islam  di Indonesia.

Kota Wisata

Kini,  Kotagede  menjadi maskot wisata  Daerah Istimewa Indonesia  selain, Parangtritis,Keraton Yogyakarta dan Kaliurang. Nuansa tempo dulu yang memiliki cirikhas berbeda kental tradisi adat kemudian Kearifan budaya  lokal  layak dijadikan pusat peradapan Islam  di Yogyakarta

Menjelajah Kotagede hampir semua bangunan peninggalan   sejarah dari arah  utara ke selatan sampai barat ke timur. Wajar kalau Kotagede oleh sebagian orang menyebutnya sebagai  The Old Capital City mengingatkan  kembali masa Kerajaan Mataram  Islam.

 Jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede begitu mempesona lantaran  memang menyimpan sejarah mulai Kotagede,Pasar Gede, rumah Kalang hingga Keraton Kotagede.

Pasar  Gedhe

Salah satu jejak peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede yakni pasa Gedhe yang dibangun Panembahan Senopati abad ke-16. Pada masa itu, dijadikan pusat kegiatan ekonomi masyarakat dizamannya.

Pasar  Legi sebutan lain dari pasar Gedhe dinamakan demikian lantaran hari pasaranya setiap Legi saat awalnya berdiri. Beralamat di  Mentaok Raya, Purbayan, Kecamatan Kotagede ini dibangun dalam konsep Catur Gatra tungggal yakni  pasar, masjid, alun-alun dan keraton.

Saat pasaran Legi suasana  begitu ramai  tidak hanya menjual   sayur mayur  saja melainkan juga  barang-barang antik hingga perhiasan  emas,perak dan batu permata. Surga kuliner menjadi ciri khas pasar Kotagede buka 24  jam yang  menyedia  aneka jajanan pasar  khas Kotagede,dari  yangko, kipo,kue  kembang waru, legomoro dan jadah manten

Kotagede

Hal menarik peninggalan kerajaaan Mataram Islam adalah Kotagede yang terletak  di Kabupaten Bantul. Kotagede dulu sebagai ibukota  kerajaan Mataram  Islam berdiri tahu 1532 dengan konsep  empat figurasi yaitu pasar, alun-alun, masjid dan keraton.

Kotagede dikenal lokasi istana pertama Mataram Islam, dahulu hutan mentaok yang  diberikan  dari Sultaan Hadiwijaya  kepada Ki Ageng Panembahan  tahun 1575/. Pada tahun 1586 Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati membangun Mataram Islam berkut beserta  istananya Kotagede sebagai ibukota kerajaan .

Saat ini, kawasan Kotagede telah berubah menjadi pemukiman penduduk yang  rumah-rumah berdampingan dengan puing—puing keraton. Keberadaan pemukiman mengelilingi bekas keraton membuat  keraton bekas istana Mataram Islam seolah tidak berbekas lagi tertutup oleh rumah-rumah penduduk.

Masjid Kotagede

Saksi sejarah Kotagede  Ibukota Kerajaan Mataram Islam lainnya yaitu masjid  Kotagede  berada sekitar komplek makam raja-raja Mataram. Didirikan  tahun 1640 dengan atap bangunan berbentuk limas diyakini sebagai  masjid tertua di Yogyakarta.

Keraton Kotagede

Keraton Kotagede salah satu  jejak peninggalan kerajaan Mataram Islam yang dulu sebagai ibukota  Kesultanan Mataram 1586-1613. Bangunan kerato dikelilingi benteng luar  atau Baluwarti yang  mengelilingi  wilayah kota seluas    200 hektar.

Dihiasi taman Danalaya sekitar kawasan keraton kemudian pemandian sertta situs  Watu Gumilang  yang  dikenal sebagai  singgasana  Panembahan                Senopati. Kini, keraton Kotagede tinggal puing-puing  reruntuhan dikelilingi pemukiman penduduk.

Bahkan singgasana keraton sekarang berada di tengah jalan dilalui kendaraan bermotor, meski demikian tetap dilestarikan sebagai situs cagar budaya bernama Batu Gilang

Omah Kanthil

Saksi   sejarah kerajaan Mataram Islam di Kotagede yang menarik Omah Kanthil terletak  230 meter barat laut pasar Gedhe. Tepatnya berlokasi Kampung Tronujan yang terkenal angker karena tidak pernah berpenghuni

Hal  unik dari Omah Kanthill memiliki pintu kecil yang kerap disebut pintu yang berpintu yang dijadikan utama masuk keluar ketika pintu utama  ditutup.Kondisi  sekarang  Omah Kanthil terlihat penuh mistis dan penuh  misteri menurut  cerita warga setempat  ada penunggunya bernama Barowo.

Bikin merinding, ketika lewat rumah ini sosok penunggu Barowo selalu   menyapa meski tidak  mengganggu. Menariknya justru sekelompok  turis usil masuk ke  rumah Kanthil tanpa permisi dan tidak sopan.

Efeknya, salah satu  anggota  rombongan terkena   cakaran hewan pada bagian tubuhnya  hingga  jatuh pingsan. Hal itu membuat  rumah  berada  tidak  jauh 230 meter barat laut pasar Gedhe ditinggal penghuninya.

Kampung Kuno dan Omah Kalang

Selain Omah  Kanthil ada  lagi jejak sejak sejarah kerajaan Mataram  Islam di Kotagede yaitu kampung kuno. Kampung kuno  tersebut dinamakan Kampung Jagalan dan Tegal Kedu dengan ciri khas bangunanruah berukuran besar disebut Omah Kalang

Omah Kalang terletak di gang-gang sempit yang  sebagian  besar warganya  pekerja pengrajin perak dan pedagang. Arsitektur bangunan Omah Kalang menarik setuhan seni Eropa –Jawa yang bagian depan gaya joglo sedangkan bagian   depan khas  Eropa.

Orang-orang tinggal di Omah kalang disebut Orang Kalang sebenarnya pendatang yang diundang raja untuk mengukir perhiasan kerajaan

 Ciri Khas Kotagede

Menjelajah Kotegede seakan kembali masa lalu walau  sekarang banyak mengalami perubahan besar  yang sebagian menjadi pemukiman penduduk. Namun, hal berbeda  dari  Kotagede adalah kerajinan perak yang  sabagian besar mata  pencaharian penduduk  Kotagede  yaitu pengrajin perak.

Hampir  sepanjang jalan utama dari barat ke timur atau   arah selatan ke utara dipenuhi  toko perhiasan. Toko perhiasan menjajakan aneka cenderamata berbahan   dasar  perak seperti kalung, cicin, gelang, bros sampai  kerajinan tangan

Sentral Kerajinan Perak Di Yogyakarta

Kotagede saksi  bisu  Kerajaan Mataram Islam telah  berkembang menjadi kota wisata  dengan cirikhas  perak sejak ada  zaman Kolonial Belanda. Pada awalnya kerajinan dikhususkan pesanan dari keraton seiring berjalannya waktu isteri Gubernur Belanda Mary Agnes mengembangkan industeri kerajinan perak 

Kerap dijuluki  Jewellery of Yogyakarta  selalu  ramai oleh wisatawan lokal dan manca negara memang menawarkan berbagai  jenis perak. Dari miniatur andong, miniatur candi Borobudur   sampai   cincin dan bros.

Tidak hanya  deretan toko perhiiasan perak dan bangunan kuno peninggalan Mataram Islam saja.   Di kawasan ini dijumpai  penginapan hotel melati sampai hotel berbintang lima. Keunikan dan keindahan Kotagede  menghantarkan Kotagede masuk dalam daftar 13 kota terindah di dunia versi  CNN tahun 2019.*

 

 

 

 

 

 

Sumber: